Kematian Relawan Vaksin COVID-19 Sinovac di Brasil Disebut Bunuh Diri

Jakarta

Otoritas kesehatan Brasil, Anvisa, saat ini dilaporkan menangguhkan uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di San Paulo, Brasil. Alasan pemberhentian disebut adanya dugaan efek samping serius yang ditimbulkan vaksin COVID-19 buatan China tersebut.

Dikutip dari Reuters, pemerintah San Paulo, tempat uji klinis dilakukan, menyebut kematian relawan vaksin Sinovac merupakan kasus bunuh diri dan saat ini tengah diselidiki. Laporan polisi tentang insiden itu dilihat langsung oleh Reuters.

Penangguhan tersebut semakin meningkatkan ketegangan antara Presiden Brasil Jail Bolsonaro dan Gubernur San Paulo Joao Doria, yang telah menggantungkan ambisi politiknya pada vaksin China yang ia rencanakan untuk diluncurkan di negara bagiannya pada awal Januari, dengan atau tanpa bantuan federal.

Anvisa mengatakan akan terus melakukan penangguhan dan tidak memberikan indikasi berapa lama itu akan berlangsung. Anvisa menegaskan keputusan tersebut tidak terkait politik namun murni masalah teknis.

Menteri Kesehatan San Paulo, Jean Gorinchteyn, mengatakan kematian relawan tidak berhubungan dengan vaksin COVID-19 Sinovac.

“Kami memiliki peristiwa eksternal yang membuat regulator diberitahu. Vaksin ini aman,”kata Gorinchteyn.

Meski demikian pihak Anvisa mengatakan, informasi awal yang mereka terima tidak menyebutkan bahwa kematian relawan adalah kasus bunuh diri.

“Kami tidak punya pilihan selain menangguhkan uji klinis mengingat kejadian tersebut,” kata kepala Anvisa, Antônio Barra Torres.

Sementara itu Dimas Covas, kepala lembaga penelitian medis Sao Paulo, Butantan, yang melakukan uji coba Sinovac, mengatakan vaksin itu tidak menunjukkan efek samping yang serius.


Terima kasih telah membaca artikel

Kematian Relawan Vaksin COVID-19 Sinovac di Brasil Disebut Bunuh Diri