Denmark Perketat Lockdown Usai Temukan Mutasi Corona dari Cerpelai

Jakarta

Denmark mengumumkan penerapan lockdown baru secara ketat pada hari Kamis (5/11/2020). Penerapan lockdown ini ditemukan usai mutasi Corona baru dari cerpelai ditemukan di beberapa wilayah di bagian utara Denmark.

Dikutip dari Reuters, pemerintah berencana memusnahkan hingga 17 juta cerpelai untuk mencegah penularan dari mutasi Corona baru. Pihak berwenang setempat juga mengatakan mutasi Corona baru dari cerpelai ini berisiko lebih tahan terhadap vaksin di masa depan.

Tujuh kota di wilayah Denmark utara, rumah bagi sebagian besar peternakan cerpelai di Denmark, akan menghadapi pembatasan pergerakan. Sementara restoran dan bar akan ditutup, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan hal ini pada konferensi pers.

“Sekolah akan ditutup dan semua transportasi umum akan ditutup hingga 3 Desember,” katanya.

Kekhawatiran menjadi pandemi baru

“Tentu kita tidak boleh menjadi penyebab pandemi baru. Kami tidak tahu dasar profesional untuk penilaian dan risiko ini, tetapi keputusan pemerintah adalah bencana bagi industri dan Denmark,” kata ketua Tage Pedersen.

Di pertanian cerpelai milik keluarganya di sebelah barat ibu kota Kopenhagen, Hans Henrik Jeppesen yang berusia 34 tahun mengatakan bahwa dia sangat terpukul dengan keputusan tersebut.

“Ini adalah situasi yang sangat, sangat menyedihkan bagi saya dan keluarga saya,” katanya kepada Reuters.

Ada 36 ribu cerpelai Jeppesen belum terinfeksi, tetapi akan dimusnahkan dan dikuliti dalam 10 hari ke depan.

Beberapa anggota parlemen menuntut untuk melihat bukti di balik tindakan drastis tersebut.


Terima kasih telah membaca artikel

Denmark Perketat Lockdown Usai Temukan Mutasi Corona dari Cerpelai