Starlink Lakukan B2C di Indonesia, Ini Komentar dari Telkom

JAKARTA, – Telkom memberikan pandangannya terkait masuknya Starlink di Indonesia.
Layanan internet berbasis satelit Starlink sudah sekitar satu minggu ini resmi beroperasi melayani pelanggan ritel Indonesia.
Telkom mengungkapkan dampak industri telekomunikasi dalam negeri usai masuknya Starlink dan sejenisnya.
Dalam Rapat Dengar Pendapat antara Telkom dengan Komisi VI DPR RI, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengungkapkan bahwa negara harus hadir karena Starlink sudah jualan layanan internet dengan bebas.
Telkomsat yang merupakan anak usaha Telkom telah menjadi mitra eksklusif Starlink seiring diterbitkannya hak labuh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak Juni 2022.
Hak labuh Starlink itu diperuntukkan sebagai backhaul Telkomsat untuk melayani segmen business to business (B2B).
TONTON JUGA:
[embedded content]Starlink kini memperluas bisnis jualan internet dengan menyasar pelanggan ritel atau business to consumer (B2C).
Sebelumnya, Telkom sudah berkomunikasi dengan Starlink untuk menjadi mitra kembali di Indonesia.
Baca juga: Kominfo Sebut Starlink Sudah Miliki NOC di Dua Tempat
“Kita sudah ngomong ke Starlink untuk jadi mitra juga di Indonesia, tapi ternyata Starlink punya kebijakan untuk melakukannya sendiri,” ujar Ririek, Kamis (30/5/2024).
“Jadi, yang kemarin diresmikan Starlink di Bali itu adalah segmen B2C yang dilakukannya sendiri,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ririek menjelaskan segmen B2C yang disasar Starlink itu ada dua layanan, yaitu yang menggunakan perangkat keras atau antena untuk bisa terhubung dengan satelit low earth orbit (LEO) milik Elon Musk tersebut.
Kemudian, yang kedua, kata Ririek, layanan internet satelit punya Elon Musk yang bisa terhubung langsung ke ponsel pengguna.
Saat ini, layanan bernama Direct to Cell itu sudah dilakukan uji coba di Amerika Serikat dan negara lainnya.
“Tapi, saat ini masih bisa untuk bandwidth yang rendah, hanya untuk SMS, belum bisa internet atau YouTube. Namun, mungkin suatu nanti bisa juga,” imbuh Ririek.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, mengatakan perusahaan plat merah ini memiliki tiga satelit aktif dan beberapa satelit yang bekerjasama dengan Telkomsat yang ada di orbit Geostationer.
“Yang ini kami sampaikan di sini, Starlink tumbuh sangat pesat, di mana pada tahun 2022 saat kami merintis untuk layanan backhaul bagi operator-operator telekomunikasi. Tidak lama setelah itu di 2024 sudah mengembangkan layanan langsung ke konsumen,” tutur Bogi.
Di tahun mendatang, meski layanan Direct to Cell belum ada lisensi untuk langsung ke pelanggan seluler, Telkom melihat ada potensi ancaman bagi layanan seluler.
“Di sini memungkinkan Starlink bisa mengakses langsung ke telepon seluler dalam waktu dekat, walau sekarang sudah bisa tapi untuk kebutuhan darurat dan pesan singkat,” ungkap Bogi.
Baca juga: 4 Usulan APJII Kepada Pemerintah Terkait Layanan Starlink
Disampaikan Bogi, tidak hanya Starlink, ia menyebutkan satelit berjenis LEO akan banyak masuk ke Indonesia jika tidak diatur secara tegas oleh pemerintah.
“Dalam konteks untuk layanan langsung ke pelanggan, mungkin memang seperti disampaikan beberapa kali, negara perlu hadir karena secara teknologi, kami tidak bisa membendungnya. Satelit LEO ini tidak hanya Starlink, dalam waktu dekat banyak satelit LEO masuk ke negara kita,” pungkasnya.
Simak Juga: