Harga Minyak Berpotensi Naik Usai Sempat Alami Koreksi Cukup Panjang

– Harga minyak mentah global hari ini menunjukkan kecenderungan untuk mengalami kenaikan setelah periode koreksi yang cukup panjang.
Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, menyebutkan meskipun berita mengenai meninggalnya Presiden Iran tidak memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan harga minyak, namun tren teknikal menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut.
Baca juga: Harga Minyak Turun Terpengaruh oleh Meredanya Konflik Timur Tengah
Dalam analisis teknikalnya, Fischer mengindikasikan bahwa tekanan jual belum cukup kuat untuk menembus level support terakhir, yang menambah keyakinan bahwa harga minyak akan terus naik.
“Selain itu, trendline menunjukkan pola kenaikan yang konsisten, menggarisbawahi prospek positif untuk harga minyak mentah di masa mendatang,” ujarnya.
Pada perdagangan Senin (20/5), harga minyak mengalami sedikit kenaikan di perdagangan Asia.
Pedagang minyak mencari lebih banyak informasi terkait upaya penyelamatan Presiden Iran setelah kecelakaan helikopter yang melibatkan Ebrahim Raisi.
“Harga minyak mentah mempertahankan kenaikannya dari minggu lalu, didukung oleh prospek penurunan suku bunga AS dan meningkatnya permintaan dari China, yang merupakan salah satu importir utama minyak mentah,” ujarnya.
Pemerintah AS juga telah mengumumkan pembelian sekitar 3,3 juta barel minyak untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Bumi Strategis, yang membantu menjaga stabilitas harga.
Brent oil futures yang akan berakhir pada bulan Juli naik 0,3% menjadi $84,19 per barel, sementara West Texas Intermediate crude futures naik 0,2% menjadi $79,70 per barel pada pukul 09.08 WIB.
“Kestabilan politik di Iran menjadi sorotan setelah kecelakaan helikopter yang membawa Presiden Raisi dan menteri luar negerinya,” katanya.
Kecelakaan ini meningkatkan ketidakpastian politik di Iran, terutama karena Raisi dianggap sebagai calon kuat untuk menjadi pemimpin tertinggi Iran berikutnya.
Ketidakpastian politik ini, ditambah dengan ketegangan yang terus memanas di Timur Tengah, telah meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut.
“Israel dan Iran telah terlibat dalam serangan satu sama lain sejak awal tahun, dan kritik Iran terhadap serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza menambah ketegangan di kawasan,” ujarnya.
Ketidakstabilan yang berkelanjutan ini diperkirakan akan mendukung harga minyak, menjaga Brent oil trading di atas $80 per barel sepanjang tahun 2024.
“Pasar minyak saat ini juga dipengaruhi oleh ketidakpastian seputar kebijakan suku bunga AS dan ekonomi global,” katanya.
Menit dari pertemuan Federal Reserve pada akhir April akan dirilis minggu ini, bersama dengan pidato dari sejumlah pejabat Fed, yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS.
Selain itu, pasar menantikan pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), yang dijadwalkan pada 1 Juni.
Keputusan terbaru dari kartel ini mengenai pemangkasan produksi yang sedang berlangsung akan menjadi fokus utama pasar. Perkembangan terbaru dari pertemuan ini dapat memberikan indikasi lebih jelas mengenai arah harga minyak di masa mendatang.
“Secara keseluruhan, Fischer melihat kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa harga minyak mentah berpotensi untuk melanjutkan kenaikan dalam beberapa waktu ke depan, didukung oleh faktor teknikal dan fundamental yang kuat,” tutup Fischer.
Baca juga:;Emas Berpotensi Naik Usai Tewasnya Insiden Presiden Iran