
Sejumlah Negara Sudah Terbitkan CBDC, Kripto Jadi Alat Pembayaran

JAKARTA, – Sejumlah negara telah menerbitkan CBDC atau Central Bank Digital Currency yang membuat kripto jadi alat pembayaran.
Belva Driantama VP Corporate Strategic Indodax yang mengatakan hal tersebut dalam diskusi Digital Transformation Trends (DTT) 2024 di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Digital Transformation Trend 2024 yang Selular Media Network gelar di Jakarta, Kamis (25/4/2024) kemarin, bertema “Digital Innovation, Digital Everywhere”.
Acara tersebut membahas tekait tren transformasi digital yang akan terjadi pada tahun 2024 di Indonesia.
TONTON JUGA:
[embedded content]Mohamad Rosidi, Director ICT Strategy & Business Huawei Indonesia dan Ronald Limoa, VP Technology Strategy and Consumer Product Innovation Telkomsel menjadi panelis pada acara ini.
Baca juga: Dari Petinggi Huawei Hingga Kadin Bakal Jadi Panelis di Digital Transformation Trends 2024
Selain itu, ada juga panelis lainnya yakni Belva Driantama VP Corporate Strategic Indodax, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang dan Wendra Wilendra selaku Chairman – CEO Brand Consultan Dbrandcom.
“Trend digitalisasi, IoT, dan kombinasi dunia nyata dengan dunia digital adalah pengubah permainan, untuk menghadapi beragam tantangan sekaligus menangkap peluang yang berharga di masa depan,” ujar CEO and Editor in Chief Selular Media Network (SMN), Uday Rayana yang menjadi moderator di acara itu.
CDBC di Beberapa Negara
Membahas sejumlah tren transformasi digital tentu saja tidak lepas dari dunia kripto yang populer di sejumlah negara.
Belva mengatakan tren kripto maupun blockchain yang akan berkembang tahun 2024 hingga beberapa tahun mendatang yakni Central Bank Digital Currency atau CBDC.
“CBDC adalah uang digital yang diterbitkan dan peredarannya dikontrol oleh bank sentral, dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah untuk menggantikan uang kartal,” kata Belva.
Negara yang sudah menerapkan CDBC di antaranya, Jamaica, Zimbabwe, Bahamas, Nigeria.
Baca juga: Penyebab Pergerakan Harga Bitcoin Stagnan
Selain itu, lanjut Belva, ada 18 negara yang masih melakukan pilot project terkait CBDC.
“Selain itu, sejumlah sektor finansial yang bisa tergantikan oleh teknologi Blockchain, di antaranya Pegadaian, remitan internasional, hingga pasar modal,” sambungnya.
Ikuti berita di Google News
Sejumlah Negara Sudah Terbitkan CBDC, Kripto Jadi Alat Pembayaran
