Sukses di Ukraina, Kini Drone Kamikaze Iran ‘Shahed-136’ Jajal Kemampuan Sistem Hanud Israel

Di antara jenis senjata yang digunakan Iran untuk menyerang Israel, maka nama drone kamikaze Shahed-136 menjadi ‘kasta’ terendah, maklum komposisi senjata pada serangan Iran pada 13 April 2024 adalah rudal jelajah dan rudal balistik yang harganya jauh lebih mahal. Meski efektivitas serangan Iran belum diketahui persis, namun, kehadiran sekitar 170 unit Shahed-136 dalam serangan satu malam ke Israel, seolah membangkitkan kenangan buruk bagi Ukraina, yang lumayan lama sistem petahanan udaraya diobrak abrik oleh drone bermesin propeller ini.
Baca juga: Lima Fakta “Geran 2” – Drone Kamikaze Shahed-136 Produksi Rusia
Kehadiran Shahed-136 dalam serangan Iran telah terkonfirmasi lewat rekaman video amatir, yang memperlihatkan Shahed-136 terbang rendah melintas suatu kawasan di Irak untuk menuju Israel. Sementara itu, pihak Israel seperti tak rela bila Iran sukses membuat propanda dengan kawanan drone Shahed-136, yang dibuktikan dengan dirilisya video penembakan beberapa Shahed-136 lewat bidikan dari pesawat tempur.
Melesat relatif pelan di ketinggian rendah, ditambah lagi suara mesinnya yang berisik laksana mesin potong rumput, membuat Shahed-136 secara teori mudah ditembak jatuh. Namun, kenyataan lumayan lama Shahed-136 mampu membuat babak belur militer Ukraina. Puas dengan kinerja Shahed-136, Rusia kemudian memproduksi secara lisensi dengan nama Geran 2, termasuk membangun fasilitas produksi di Alabuga, Republik Tatarstan, Rusia tengah bersama Iran.
Iranian Shahed-136 kamikaze UAV over Iraq at very low altitude, heading to Israel. pic.twitter.com/HpWeqXMMep
— Clash Report (@clashreport) April 13, 2024
Sebagai informasi, Shahed-136 bukan drone Fist Person View (FPV). Shahed-136 tidak dapat melakukan manuver di udara, semisal untuk menghindari tembakan sistem pertahanan udara lawan. Drone ini tidak dibekali sensor berupa kamera, praktis kendali Shahed-136 bertumpu pada akses navigasi satelit.
Satu hal lagi, Shahed-136 tidak dapat menerima kendali secara realtime. Bahkan ada kabar, Shahed-136 yang dioperasikan Rusia telah dipasangkan modul sistem navigasi satelit GLONASS, meski dapat memperbaiki akurasi serangan, modul GLONASS rupanya mengurangi bobot hulu ledak yang dibawa.
Footage has been released by the Israel Defense Force from last night, showing Aircraft of the Israeli Air Force in the process of Intercepting many of the roughly 170 Shahed-131/136 One-Way “Suicide” Drones as well as several of the 30 Land-Attack Cruise Missiles that were… pic.twitter.com/IiDJSYPyuY
— OSINTdefender (@sentdefender) April 14, 2024
Lantas faktor apa saja yang membuat Shahed-136 begitu sukses di medan perang Ukraina? Bukti kredibel dari Ukraina adalah jangkauan Shahed-136 yang mencapai 2.500 kilometer dan dapat membawa hulu ledak dengan berat antara 5 hingga 35 kilogram. uru bicara Komando Angkatan Udara Ukraina Yurii Ihnat menggambarkan Shahed-136 sebagai target udara kecil yang terbang terutama di ketinggian rendah dan jarang terdeteksi di radar.
Uzi Rubin, seorang insinyur pertahanan Israel di Jerusalem Institute for Strategy and Security, mengatakan Shahed-136 adalah drone yang sangat kecil, sederhana, rendah, dan terbang lambat yang dilengkapi dengan mesin piston sederhana yang menggerakkan baling-baling kayu – lebih mirip pesawat model daripada senjata perang.
Pengoperasiannya Shahed-136 sangat mudah, cukup unggah koordinat target dan luncurkan dengan roket pendorong kecil – dan sangat sulit dideteksi oleh radar atau perangkat elektro-optik karena ukurannya yang kecil, sebgai informasi, lebar sayap Shahed-136 sekitar dua meter. Kecepatan drone Shahed-136 yang lambat (kecepatan maksimum 185 km per jam), biasanya di bawah ambang deteksi sebagian besar radar dan punya infared signature yang kecil. (Gilang Perdana)