
Rekor Baru Penetrasi 5G di China, Tembus 1 Miliar Koneksi Pada Tahun Ini

– GSMA memperkirakan pasar 5G akan menyumbang hampir $260 miliar terhadap perekonomian Tiongkok pada 2030.
Dalam laporan Mobile Economy China 2024, asosiasi industri selular global itu, memperkirakan lebih dari separuh koneksi China akan menggunakan 5G pada akhir tahun ini.
Pada 2030, teknologi ini diperkirakan akan mencakup 88% dari seluruh koneksi di negara ini. Pada saat itu, 1,6 miliar koneksinya diperkirakan mencakup sepertiga dari total koneksi di seluruh dunia.
Pada akhir tahun lalu, angka 5G di negara ini mencapai 810 juta, dan diperkirakan akan mencapai angka miliar pada 2024.
Hal ini sejalan dengan prediksi dalam laporan edisi tahun 2023, yang memperkirakan pencapaian tersebut akan tercapai pada tahun 2025.
Dalam sebuah pernyataan, Direktur Jenderal GSMA Mats Granryd mengatakan: “Ketika Tiongkok melampaui 1 miliar koneksi 5G tahun ini, kami berharap untuk melihat investasi lebih lanjut dan potensi dalam evolusi seperti 5G-Advanced, 5G New Calling, dan 5G RedCap untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan membuka kunci koneksi 5G. aliran pendapatan baru bagi operator.”
Laporan edisi sebelumnya menyebutkan nilai ekonomi 5G di negara tersebut pada 2030 sebesar $290 miliar, sedikit di atas perkiraan terbaru.
Cepatnya penetrasi 5G di China, tak lepas dari dukungan operator yang terus membangun BTS ke seantero negeri. Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China pada Jumat (18/1/2024), jumlah stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G di negara itu bertambah menjadi hampir 3,38 juta.
Pada akhir 2023, China telah memiliki lebih dari 10.000 proyek internet industri berbasis 5G dan meluncurkan beragam aplikasi percontohan 5G di bidang-bidang utama.
“Seperti pariwisata budaya, perawatan medis, dan pendidikan untuk membantu memulihkan dan memperluas konsumsi”, kata Xin Guobin, Wakil Menteri di Kementerian tersebut.
Menurut estimasi sejumlah lembaga penelitian, jaringan 5G di negara itu diperkirakan akan membantu menghasilkan output ekonomi sebesar 1,86 triliun yuan (1 yuan = Rp2.171), atau sekitar 261,36 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.630) pada 2023, meningkat 29% dibandingkan dengan angka pada 2022, imbuh Xin.
Baca Juga: Insentif 5G Masih Belum Diputuskan, Lelang Spektrum 700 Mhz Jadi Tertunda
Rekor Baru Penetrasi 5G di China, Tembus 1 Miliar Koneksi Pada Tahun Ini
