Serius Kembangkan Jet Tempur Ringan Single Seat F-50, KAI Rilis Nilai Investasi yang Disiapkan

Meneruskan pernyataan dari CEO Korea Aerospace Industries (KAI) pada Oktober 2023, yang menyebut pengembangan masa depan jet tempur ringan FA-50 Fighting Falcon, adalah dengan mewujudkan versi pesawat tempur ringan satu kursi (single seat) F-50. Dan belum lama ini, rencana tersebut kabarnya sudah semakin serius. Selain desain, juga telah disebut jumlah biaya pengembagan yang akan diinvestasikan.
Baca juga: Jet Tempur FA-50 Moncer di Pasar Ekspor, KAI Canangkan Varian Single Seat, F-50
Dalam rencana besar ini, KAI telah mengungkapkan strategi investasi baru untuk membuat varian satu kursi dari jet tempur ringan FA-50. Dari laman The Korean Economic Daily, pada tanggal 8 Maret, dewan direksi KAI menyetujui investasi senilai 90,9 miliar won (US$68,8 juta) untuk mengembangkan varian single seat dari FA-50 bersama dengan proyek autonomous aerial vehicle (AAV).
Sebagian dari investasi tersebut, 35,6 miliar won (sekitar US$26,85 juta) dialokasikan khusus untuk pembuatan prototipe F-50 varian single seat. Inisiatif ini bertujuan untuk memperluas penawaran produk, memasuki pasar baru, dan mengakomodasi permintaan yang terus-menerus dari pelanggan lama untuk varian kursi tunggal.

CEO KAI, Kang Goo-young, menggarisbawahi arah strategis perusahaan, menekankan niat untuk meningkatkan investasi dalam usaha-usaha yang akan datang untuk menegaskan dominasi di sektor kedirgantaraan. “Kami bertujuan untuk meningkatkan investasi dalam bisnis masa depan untuk mendominasi industri kedirgantaraan di masa depan,” kata Kang Goo-young.
Dalam produksi F-50 kelak, KAI telah menargetkan untuk menguasai lebih dari 50% pasar jet tempur single seat global dengan memproduksi lebih dari 300 unit, menargetkan segmen yang diperkirakan berjumlah sekitar 450 unit.
Langkah strategis ini menyusul keberhasilan KAI baru-baru ini, termasuk keberhasilan ekspor jet FA-50 ke Polandia dan Malaysia, serta tonggak sejarah pengembangan KF-21, pesawat tempur canggih multirole pertama Korea Selatan.
Dari sejarahnya, KAI sejatinya telah merencanakan sejak awal agar desain FA-50 dapat berkembang menjadi pengembangan pesawat ringan, berkursi tunggal, dan punya kemampuan tempur multiperan, yang diberi nama F-50. Namun rencana tersebut dikesampingkan untuk memfokuskan sumber daya pada pengembangan jet tempur KF-21 Boramae.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan pelanggan yang kuat telah mendorong meningkatnya minat terhadap varian pesawat tempur ringan FA-50 berkursi tunggal. Hal ini menyebabkan kebangkitan kembali rencana untuk versi bermesin tunggal, yang disebut sebagai F-50, dengan pengembangan diharapkan dimulai tahun ini dan penyelesaiannya ditargetkan pada tahun 2028.
Target pasar dari F-50 kelak adalah untuk memenuhi kebutuhan spesifik negara-negara yang berbeda, khususnya negara-negara yang masih menggunakan jenis jet tempur lama seperti MiG, Su, F-5, A-37, A-4 Skyhawk, Alpha Jet dan L-39.
Meskipun FA-50 tergolong sukses di pasar, pelanggan telah menyatakan minatnya untuk meningkatkan jangkauannya. Varian F-50 hadir bertujuan untuk mengatasi hal ini dengan memasukkan tangki bahan bakar yang lebih besar sebagai pengganti kursi belakang yang dilepas, bersama dengan langkah-langkah penghematan biaya lainnya seperti menghilangkan avionik di kursi belakang dan kursi lontar.
Untuk meminimalkan biaya pengembangan, F-50 mempertahankan desain kanopi. Selain itu, upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan jangkauan F-50 melalui pengembangan tangki bahan bakar eksternal yang lebih besar dan pengenalan kemampuan pengisian bahan bakar udara ke udara.
Pengguna pertama F-50 diperkirakan adalah pembeli asing, dengan Malaysia menjadi salah satu negara yang menjadi target penjualan. Dengan Malaysia yang telah mendapatkan kesepakatan untuk mengakuisisi FA-50, Korea Selatan mengantisipasi bahwa Angkatan Udara Malaysia (RMAF) dapat memilih pesawat tempur siluman F-50 atau KF-21 yang ditingkatkan sebagai pengganti potensial Hawk 200, Su-30MKM dan F/A-18D Hornet. (Bayu Pamungkas)
Hari ini dalam Sejarah, Jet Tempur AMX Terbang Perdana, Pernah Ditawarkan dan Lakukan Demo di Indonesia