
WHO Ungkap Kondisi Horor RS di Gaza, Kehabisan Obat Bius untuk Amputasi Korban

Jakarta –
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap betapa horornya situasi di Jalur Gaza, Palestina. Di sana, beberapa dokter terpaksa melakukan operasi tanpa memberikan obat bius atau anestesi pada pasiennya.
Juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan dokter-dokter di Gaza melakukan tindakan medis, termasuk mengamputasi korban serangan Israel, tanpa memberikan obat bius. Hal ini karena kurangnya stok obat-obatan di sana.
“Tidak ada yang membenarkan kondisi horor yang dialami warga sipil di Gaza,” kata Lindmeier dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, pada Selasa (7/11/2023) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Mereka (Gaza) sangat membutuhkan air, bahan bakar, makanan, serta akses yang aman ke perawatan kesehatan untuk bertahan hidup,” sambungnya yang dikutip dari CNN.
Lindmeier juga kembali mengulangi seruan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar memberikan akses tanpa hambatan, aman, dan terjamin bagi penyalur bantuan kemanusiaan di Gaza. Diharapkan bantuan tersebut bisa sampai ke pasien di rumah sakit dengan aman, tidak hanya melintasi perbatasan saja.
Dalam kesempatan yang sama, Lindmeier juga melaporkan setidaknya 16 petugas kesehatan tewas saat bertugas di wilayah tersebut. Dia menegaskan bahwa setiap serangan terhadap fasilitas kesehatan dilarang oleh hukum humaniter internasional.
Pada Selasa, Doctors Without Borders mengabarkan salah satu rekannya yakni Mohammed Al Ahel dan beberapa anggota keluarganya tewas dalam ledakan, di kamp pengungsi Al Shati pada Senin (6/11). Al Ahel merupakan teknisi laboratorium Doctors Without Borders.
“Kami sangat prihatin dengan semua kolega kami di Gaza, banyak dari mereka masih bekerja di rumah sakit di jalur Gaza memberikan perawatan untuk menyelamatkan jiwa,” demikian pernyataan Doctors Without Borders.
Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa konvoi kemanusiaan mereka mendapat serangan saat mengirimkan pasokan medis penting ke fasilitas kesehatan di Kota Gaza.
Menurut ICRC, sebanyak dua truk rusak dalam serangan tersebut. Seorang pengemudi juga mengalami luka ringan.
“Ini bukan kondisi di mana personel kemanusiaan bisa bekerja,” kata kepala delegasi ICRC di Gaza, William Schomburg.
“Kami di sini untuk membawa bantuan mendesak untuk warga sipil yang membutuhkan. Memastikan bahwa bantuan vital itu bisa mencapai fasilitas medis adalah kewajiban hukum di bawah hukum humaniter internasional,” tulis ICRC.
WHO Ungkap Kondisi Horor RS di Gaza, Kehabisan Obat Bius untuk Amputasi Korban
