Nggak Perlu Datang Subuh! Antrean Rawat Jalan di RS Bisa Lewat JKN Mobile

Jakarta –
BPJS Kesehatan menerima puluhan delegasi Joint Learning Network (JLN) dari berbagai negara untuk melakukan studi banding mengenai pengelolaan program JKN. Hingga saat ini, tercatat 95 persen warga Indonesia sudah menjadi peserta program JKN.
Dalam rangkaian acara Asian eHealth Information Network (AeHIN) General Meeting 2023 yang dilaksanakan di Indonesia, Dirut BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti mengungkapkan bahwa data yang dimiliki BPJS Kesehatan dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian maupun pengambilan kebijakan.
Adapun AeHIN sendiri merupakan pertemuan antar perwakilan negara untuk berdiskusi berbagi pengetahuan soal peningkatan kualitas kesehatan melalui teknologi digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Data informasi program JKN ini ibarat tambang emas. Setiap hari ada 112 juta transaksi data yang berlangsung di dalam program JKN atau 1.269 transaksi data per detik. Selain itu terdapat 397,8 miliar row data yang meliputi data kepesertaan, pelayanan kesehatan, dan iuran,” ujar Prof Ghufron ditemui detikcom Kantor BPJS Kesehatan, Rabu (8/11/2023).
“Karenanya, kami berupaya memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya,” sambungnya.
Prof Ghufron menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan telah melakukan berbagai inovasi teknologi yang berguna untuk mempermudah masyarakat. Salah satu bentuknya adalah dengan aplikasi Mobile JKN.
Ia menuturkan bahwa hingga saat ini aplikasi tersebut sudah digunakan oleh 68 juta orang. Aplikasi tersebut bisa digunakan untuk mendapatkan antrean online untuk memangkas waktu tunggu, layanan skrining riwayat kesehatan, konsultasi dokter online, hingga fitur terbaru seperti i-Care JKN.
“Peserta JKN dapat dengan mudah melihat riwayat pelayanan yang telah diberikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Informasi tersebut mencakup detail diagnosa, tindakan medis, fasilitas kesehatan pemberi layanan, dan tanggal pelayanan selama setahun terakhir. Melalui i-Care JKN, dokter juga dapat merencanakan perawatan yang sesuai berdasarkan data yang lebih real time, aktual, dan faktual. Ini akan meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kesehatan,” ujar Prof Ghufron.
Berkaitan dengan penggunaan Mobile JKN, Prof Ghufron berharap aplikasi ini bisa digunakan oleh lebih banyak masyarakat. Hingga saat ini sosialisasi penggunaan aplikasi ini masih terus dilakukan.
“Ini tetap kita sosialisasikan biar masyarakat lebih melek kemudian bisa termasuk. Ini sangat bermanfaat riwayat kesehatan bisa ada di genggaman tangan pasien,” pungkasnya.