
Cat Scratch Disease

Jakarta –
Pengertian Cat Scratch Disease
Cat scratch disease merupakan penyakit akibat tertular oleh kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae melalui cakaran, gigitan, atau jilatan. Bakteri ini merupakan salah satu yang paling umum menyerang kucing. Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening yang disertai dengan demam, menurunnya nafsu makan, dan rasa lelah.
Cat scratch disease umumnya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada seseorang yang memelihara kucing atau bersinggungan dengan kucing setiap hari.
Gejala Cat Scratch Disease
Kucing dapat terinfeksi oleh bakteri Bartonella henselae dan umumnya tidak memiliki gejala. Imbasnya, pemilik dari kucing tersebut akan kesulitan dalam mengetahui apakah kucing terinfeksi atau tidak. Bakteri tersebut dapat hidup di dalam tubuh kucing selama berbulan-bulan dan menyebabkan cakaran kucing dapat menginfeksi manusia.
Sedangkan pada seseorang yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae menunjukkan gejala setelah 3 sampai 10 hari terkena cakaran atau gigitan. Berikut beberapa gejala umum yang muncul:
- Demam
- Adanya benjolan atau luka di kulit yang terkena cakaran atau gigitan
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening di area kulit yang terkena cakaran atau gigitan
- Badan terasa pegal dan lelah
- Sakit tenggorokan
- Penurunan berat badan
- Kehilangan selera makan
Selain itu, gejala juga bisa semakin buruk yang ditandai dengan:
- Nyeri perut
- Menggigil
- Ruam kemerahan pada kulit
- Demam yang berkepanjangan
- Sakit punggung
- Nyeri sendi
Penyebab Cat Scratch Disease
Penyakit cat scratch disease disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini dapat hidup dan berkembang di dalam tubuh kucing terutama cakaran dan mulutnya. Maka dari itu, ketika seseorang terkena cakaran atau gigitan kucing yang terinfeksi dapat terkena cat scratch disease.
Kucing dapat membawa bakteri selama berbulan-bulan dan menyebarkannya kepada manusia. Seseorang juga bisa terkena penyakit ini jika kucing menjilat luka terbuka atau menyentuh bagian putih dimata. Namun perlu diingat, bahwa seseorang tidak bisa mengidap cat scratch disease dari manusia lainnya.
Faktor Risiko Cat Scratch Disease
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena penyakit cat scratch disease, yakni:
- Tidak membersihkan cakaran atau gigitan kucing
- Membiarkan kucing menjilat luka terbuka di kulit
- Memelihara kucing yang aktif bermain
- Tidak membersihkan kucing dari kutu
- Metabolisme tubuh lemah
- Ibu hamil
- Mengidap penyakit seperti kanker, diabetes, dan HIV-AIDS
Komplikasi Cat Scratch Disease
Penyakit ini jarang menimbulkan komplikasi yang serius, tetapi pada seseorang yang memiliki metabolisme lemah dapat menimbulkan komplikasi, antara lain:
- Peradangan pada katup jantung
- Radang otak
- Radang mata
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Pembengkakan hati dan limpa
- Kerusakan pada saraf retina mata
- Osteomielitis
Diagnosis Cat Scratch Disease
Dalam memberi diagnosis, biasanya dokter melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami oleh pasien, riwayat kesehatan, dan riwayat kontak langsung dengan kucing. Tak hanya itu, dokter juga melakukan pemeriksaan fisik terutama pada area yang terkena gigitan atau cakaran kucing serta memeriksa area tersebut menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening atau tidak.
Dokter juga melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis tersebut, antara lain:
1. Biopsi kelenjar getah bening
Tes ini dilakukan untuk mengetahui bakteri Bartonella henselae dengan mengambil sejumlah sampel kelenjar getah bening
2. Tes PCR
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada bakteri di dalam darah
3. Tes darah
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi yang melawan infeksi
Pengobatan Cat Scratch Disease
Dalam mengobati pasien yang mengalami cat scratch disease diberikan pengobatan yang berbeda sesuai dengan kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahannya. Pada pasien dengan metabolisme normal, penyakit dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dokter tetap memberikan obat anti nyeri untuk meredakan sakit dan pembengkakan seperti ibuprofen.
Sedangkan pada pasien dengan metabolisme lemah diberikan obat antibiotik untuk mengatasi bakteri dan mencegah infeksi menyebar ke organ lainnya seperti azithromycin.
Dokter juga menyarankan kepada pasien untuk mengompres area yang mengalami pembengkakan karena cakaran atau gigitan kucing. Akan tetapi, jika pembengkakan terasa menyakitkan dan semakin membesar, dokter akan melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan cairan tersebut.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gigitan atau cakaran yang menimbulkan gejala-gejala tersebut. Selanjutnya, berkonsultasi dengan dokter jika mengalami tanda-tanda infeksi telah menyebar ke organ lainnya, seperti:
- Kejang
- Kebingungan
- Demam tinggi
- Nyeri dada
- Sakit kepala yang parah
- Mual dan muntah
- Sakit perut yang parah
- Kesulitan bernapas
Cat Scratch Disease
