Layanan video conferencing telah banyak digunakan akhir-akhir ini. Termasuk salah satunya digunakan untuk sarana belajar mengajar siswa yang sedang diliburkan. Salah satunya adalah Google Meet.

Baru-baru ini Google Meet mendapatkan upgrade dengan diluncurkannya fitur Breakouts Rooms. Menurut postingan blog Google melalui 9to5Google, pada awalnya fitur ini hanya akan tersedia untuk pelanggan G Suite Enterprise for Education. Dengan fitur ini, pengajar dan pelajar akan dapat membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil untuk digunakan sebagai media untuk mengerjakan proyek atau diskusi terfokus yang ditugaskan sebelumnya.

Google akan mengizinkan pengguna Meet membuat hingga 100 ruang breakout dalam satu kali panggilan video conference. Setelah pengguna memutuskan berapa banyak ruang breakout yang diinginkan, Google akan secara acak mengelompokkan orang-orang yang berada dalam panggilan dalam suatu ruang yang terpisah, tetapi moderator dapat menambahkan orang ke ruang lain secara manual jika mereka mau. Moderator rapat juga dapat berpindah antar ruangan untuk check in pada grup.

Fitur breakout room ini tentu saja fitur yang menarik. Jika Anda ingin mencoba fitur ini namun tidak berlangganan Enterprise for Education, Anda mungkin dapat menggunakannya dalam waktu dekat. Fitur tersebut akan hadir di edisi G Suite dan Google Workspace lainnya pada akhir tahun ini. Google Workspace, jika Anda belum pernah mendengarnya, adalah perubahan merek G Suite baru-baru ini oleh Google, meskipun tingkat pendidikan dan nonprofit mempertahankan merek G Suite untuk saat ini

Baca Juga

Saingan video conferencing lainnya  yaitu Zoom sudah menawarkan ruang breakout untuk semua pengguna sejak 2015 lalu, jadi Google saat ini sedang mengejar ketinggalan dengan dihadirkannya fitur ini. Pengguna Zoom hanya dapat dibagi menjadi 50 ruangan berbeda dalam satu kali video conferencing, yang merupakan setengah dari 100 atau ruangan yang ditawarkan oleh Google Meet.

Google Meet terus menambahkan fitur miliknya tahun ini untuk bersaing dengan Zoom dan layanan video conferencing lainnya karena penggunaan alat tersebut telah meroket selama pandemi COVID-19 yang mengharuskan orang-orang untuk tetap tinggal dirumah mereka.