Shopee Affiliates Program

Fobia

Jakarta

Pengertian Fobia

Fobia adalah ketakutan yang terus-menerus, berlebihan, dan tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi yang biasanya tidak bahaya. Mayoritas pengidap phobia menyadari bahwa ketakutannya ini berlebihan, tetapi mereka tetap tidak bisa mengendalikannya.

Ketakutan berlebihan ini tidak jarang menyebabkan depresi, kecemasan, dan kepanikan yang parah. Itu sebabnya, mereka memilih menghindari objek atau situasi yang mereka takuti. Kondisi inilah yang membedakan takut berlebihan dengan ketakutan biasa.

Beberapa fobia sangat spesifik dan terbatas. Misalnya, seseorang mungkin hanya takut pada laba-laba (arachnophobia) atau kucing (ailurophobia).

Beberapa fobia juga bisa menyebabkan masalah di tempat atau situasi yang lebih beragam. Misalnya, gejala takut ketinggian (akrofobia) bisa dipicu dengan melihat keluar jendela gedung perkantoran atau dengan berkendara melewati jembatan yang tinggi. Ketakutan akan air yang sangat dalam (thalassophobia) dipicu ketika melihat danau, laut, kolam, dan lain-lain.

Gejala Fobia

Fobia bisa terasa berbeda bagi setiap orang. Gejala fobia juga dapat bervariasi dalam tingkat keparahan.

Umumnya, gejalanya melibatkan rasa takut dan kecemasan yang intens. Ini terjadi saat menghadapi situasi atau objek yang ditakuti. Jika fobia parah, memikirkannya saja dapat memicu gejala.

Adapun gejalanya terbagi menjadi dua, yaitu gejala fisik dan psikologis. Berikut informasinya.

Gejala Fisik

  • Merasa goyah, pusing, atau pingsan
  • Merasa seperti tersedak
  • Jantung berdebar-debar, jantung berdebar atau detak jantung yang dipercepat
  • Nyeri dada atau sesak di dada
  • Berkeringat
  • Semburan panas atau dingin
  • Sesak napas atau sensasi tercekik
  • Mual, muntah, atau diare
  • Mati rasa atau sensasi kesemutan
  • Gemetar

Gejala psikologisnya bisa bermacam-macam. Beberapa pengalaman mungkin termasuk:

  • Rasa takut akan pingsan
  • Rasa takut kehilangan kendali
  • Rasa takut akan kematian
  • Merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, atau terlepas dari tubuh, disebut juga sebagai disosiasi.

Jika gejala sangat intens, bisa memicu serangan panik. Ini dapat menyebabkan perasaan:

  • Kehilangan kendali
  • Kewalahan
  • Rasa malu
  • Kecemasan
  • Depresi.

Akibatnya, banyak orang dengan fobia menghindari situasi yang mungkin memicu fobia mereka.

Solusi ini mungkin terasa efektif pada awalnya. Tetapi menghindari fobia terkadang dapat menyebabkannya menjadi lebih buruk. Ini mungkin mulai berdampak signifikan pada cara seseorang menjalani kehidupan sehari-hari.

Penyebab Fobia

Tak ada satu penyebab khusus dari fobia. Namun, ada berbagai faktor yang mungkin berkontribusi untuk mengalami fobia. Adapun di antaranya, seperti:

  • Insiden atau trauma masa lalu.
  • Respons yang dipelajari sejak awal kehidupan.
  • Reaksi dan respons terhadap kepanikan atau ketakutan.
  • Mengalami stres jangka panjang.
  • Faktor genetik.

Faktor Risiko Fobia

Faktor-faktor ini dapat menjadi pemicu meningkatnya risiko fobia, seperti:

1. Usia

Fobia secara spesifik dapat muncul pertama kali saat masih kecil, biasanya pada usia 10 tahun. Namun, fobia juga dapat terjadi di kemudian hari.

2. Saudara kandung

Jika anggota keluarga memiliki fobia atau kecemasan tertentu, kemungkinan besar seseorang juga akan mengalaminya. Ini bisa menjadi sesuatu yang diturunkan kepada seseorang dari saudara kandung, atau anak-anak dapat mempelajari fobia tertentu dengan mengamati bagaimana anggota keluarga bereaksi terhadap suatu objek atau situasi.

3. Temperamen

Risiko fobia dapat meningkat jika seseorang lebih sensitif terhadap kecemasan atau lebih pendiam atau negatif daripada biasanya.

4. Pengalaman yang buruk

Fobia spesifik dapat dimulai ketika sesuatu yang menyusahkan terjadi pada seseorang, seperti terjebak di lift atau diserang binatang.

5. Belajar tentang pengalaman buruk

Mendengar tentang pengalaman buruk, seperti kecelakaan lalu lintas, dapat menyebabkan fobia tertentu dimulai.

Komplikasi Fobia

Fobia dapat menyebabkan masalah yang memengaruhi banyak bidang kehidupan, seperti:

1. Isolasi sosial

Menjauh dari tempat dan hal-hal yang ditakuti dapat menimbulkan masalah di tempat kerja atau sekolah, atau dalam hubungan dengan orang lain.

Anak-anak dengan kelainan ini berisiko mengalami masalah di sekolah dan kesepian. Mereka juga mungkin mengalami masalah dalam situasi sosial jika perilaku mereka sangat berbeda dari teman sebayanya.

2. Gangguan suasana hati

Banyak orang dengan fobia spesifik mengalami depresi dan gangguan kecemasan lainnya.

3. Penyalahgunaan zat

Stres hidup dengan fobia spesifik yang parah dapat menyebabkan penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol.

4. Bunuh diri

Beberapa orang dengan fobia tertentu berisiko untuk bunuh diri. Ketegangan hubungan pada orang yang dicintai biasanya menimbulkan kecemasan dan berujung fobia. Dalam hal ini, fobia pada seseorang akan meningkatkan risiko melakukan perbuatan di luar batas.

Diagnosis Fobia

Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter akan melakukan wawancara medis seputar gejala yang muncul pada pengidapnya. Selanjutnya, dokter akan menentukan apakah gejalanya mengarah pada ketakutan berlebihan atau tidak.

Selain itu, guna membantu menegakkan diagnosis, dokter juga bertanya tentang riwayat medis pengidap (termasuk penyakit kejiwaan), kehidupan sosial pasien, hingga histori penggunaan obat-obatan.

Pengobatan Fobia

Beberapa fobia dapat ditangani melalui paparan secara bertahap terhadap objek, hewan, tempat atau situasi yang menyebabkan ketakutan dan kecemasan. Ini dikenal sebagai desensitisasi atau terapi paparan diri.

Pengidap fobia juga dapat mencoba metode dengan bantuan seorang profesional. Mengobati fobia seringkali membutuhkan waktu lebih lama dan melibatkan terapi bicara, seperti:

  • Psikoterapi
  • Terapi perilaku kognitif
  • Obat dapat diresepkan untuk membantu mengatasi kecemasan yang disebabkan oleh fobia tertentu. Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain seperti antidepresan, obat penenang dan penghambat beta

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kecemasan berdampak negatif pada cara bertindak di tempat kerja atau sekolah, atau dalam situasi sosial, segera bicarakan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya, atau ahli kesehatan mental.

Ketakutan masa kanak-kanak, seperti ketakutan akan kegelapan, monster, atau ditinggal sendirian, adalah hal biasa.

Tetapi jika anak memiliki rasa takut yang kuat dan berkelanjutan yang mengganggu perilakunya di sekolah atau bekerja setiap hari, segera bicarakan dengan dokter anak. Terapi yang tepat dapat membantu dari fobia.

Terima kasih telah membaca artikel

Fobia