Aminophylline

Jakarta –
Orang yang mengalami kesulitan bernapas, seperti asma atau penyakit paru-paru lainnya, biasanya disarankan oleh dokter untuk mengonsumsi obat aminophylline. Namun, perlu diingat bahwa obat ini hanya diresepkan oleh dokter dan tidak disarankan untuk membeli di apotek karena membutuhkan dosis yang sesuai dengan kondisi tubuh.
Apa Itu Aminophylline?
Aminophylline merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi sesak napas dan napas yang berat pada pengidap penyakit paru, asma, dan bronkitis. Obat ini hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter, dan tersedia dalam bentuk tablet dan suntik.
Obat ini bekerja dengan beberapa cara, seperti melemaskan otot di paru-paru sehingga memungkinkan untuk udara masuk lebih banyak, mengurangi adanya sensitivitas paru-paru terhadap zat yang menyebabkan peradangan, dan meningkatkan diafragma untuk menarik lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru.
Dosis dan Aturan Pakai Aminophylline
Bentuk tablet
- Dewasa: Diberikan dosis 225 sampai 450 mg sebanyak dua kali sehari. Kemudian, dosis dimulai dengan yang lebih rendah dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan bertahap.
- Anak usia di atas 6 tahun: Diberikan dosis 10/mg sebanyak dua kali sehari. Namun, jika terdapat asma kronis, dosis diberikan menjadi 11 sampai 18 mg sebanyak dua kali sehari.
Bentuk suntik
- Dewasa yang tidak mengonsumsi obat: Diberikan dosis 5 mg atau 250 sampai 500 mg. Kemudian, diberikan melalui infus selama 20-30 menit.
- Dewasa yang mengonsumsi obat: Diberikan infus setelah pemeriksaan kadar teofilin dalam darah. Kemudian, jika memungkinkan untuk diberikan melalui infus, dosisnya sebanyak 0,5 mg.
- Anak usia di atas 6 bulan sampai 9 bulan: Diberikan dosis awal sama dengan dosis dewasa. Dosis perawatan 1 mg per jam.
- Anak usia di atas 10-16 tahun: Diberikan dosis awal sama dengan dosis dewasa. Dosis perawatan 0,8 mg per jam.
Bentuk Aminophylline
Tablet dan suntikan
Golongan Aminophylline
Obat resep
Kategori Aminophylline
Bronkodilator
Kontra Indikasi Aminophylline
Obat aminophylline merupakan obat kombinasi teofilin dan etilendiamin dengan perbandingan dua banding satu. Selain itu, aminophylline juga diindikasikan sebagai tambahan untuk agonis selektif beta-2 inhalasi dan kortikosteroid sistemik untuk mengobati gejala eksaserbasi akut terkait asma dan penyakit kronis lainnya.
Interaksi Aminophylline
Obat ini tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat lainnya karena dapat menurunkan keefektivitasan obat, meningkatkan kadar aminofilin dalam darah, dan meningkatkan risiko efek samping. Selain itu, seseorang yang mengonsumsi dengan obat bius ketamin dapat meningkatkan risiko terjadinya kejang. Serta, obat ini tidak dapat dikonsumsi tanpa anjuran dokter.
Perhatian Penggunaan Aminophylline
Sebelum mengonsumsi obat ini, penting untuk memeriksakan diri ke dokter agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Jika memiliki masalah kesehatan seperti demam tinggi, mulai kembali merokok, mulai minum obat lain, dan mengubah proses diet dalam beberapa minggu, perlu pemeriksaan dengan dokter untuk diberikan dosis yang sesuai dengan kondisi tubuh.
Selain itu, obat ini juga menambah efek stimulan sistem saraf pusat dan makanan atau minum yang mengandung kafein. Selanjutnya, hindarilah makan atau minuman dalam jumlah besar saat menggunakan obat ini. Serta, jangan mengonsumsi obat lain kecuali telah berdiskusi dengan dokter.
Efek Samping Aminophylline
Obat ini memiliki beberapa efek samping karena aminophylline memiliki indeks terapeutik. Secara umum, efek samping yang terjadi pada tubuh seperti:
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
- Insomnia
- Kegelisahan
- Peningkatan volume urine
- Peningkatan sekresi asam lambung
- Refluks gastroesofagus
Setelah teofilin serum melebihi 20 mcg/mL, kemungkinan efek samping meningkat dan meliputi:
- Muntah terus menerus
- Aritmia jantung termasuk takikardia atrium multifokal
- Kejang yang sulit disembuhkan
- Detak jantung cepat, lambat, atau tidak teratur
- Reaksi kulit alergi
- Peningkatan enzim hati
Beberapa efek samping yang lebih serius:
- Gejala yang berhubungan detak jantung tidak teratur (pusing, sesak nafas dan nyeri dada)
- Gejala yang berkaitan dengan kejang (berkedut, otot kaku, dan kesulitan berbicara)
- Reaksi yang berkaitan dengan alergi (gatal, ruam kulit, sesak, wajah bengkak, dan melepuh)