Jakarta –

Secara umum, kebanyakan korban dari kasus pelecehan seksual yang ada di Indonesia adalah perempuan. Lalu, bagaimana jika korban pelecehan seksualnya adalah laki-laki?

Tidak hanya perempuan, nyatanya laki-laki pun juga bisa menjadi korban pelecehan seksual di tempat umum. Korban pelecehan seksual laki-laki akan cenderung merasa malu dan menganggap tidak bisa menjaga diri sendiri.

“Yang pertama, pasti merasa tidak berdaya. Yang kedua, merasa cemas. Hampir 90 korban pelecehan seksual, itu akan timbul kecenderungan untuk selalu berjaga-jaga, jadi kayak waspada terus gitu. Karena cukup banyak pelakunya adalah orang-orang yang tidak mereka sangka, misalnya adalah orang-orang yang dekat dengan mereka,” ungkap Annelia Sari Sani, S.Psi, Psikolog dalam program e-Life pada Jumat (20/01/2023) lalu.

“Kemudian dampak pada korban pelecehan seksual laki-laki, ini akan merasakan malu yang amat sangat besar. Karena merasa tidak bisa melindungi diri sendiri. Karena dalam budaya kita, laki-laki itu selalu diposisikan sebagai pelindung atau protector. Ketika dia merasa tidak bisa melindungi dirinya sendiri, bagaimana dia bisa melindungi orang-orang yang diposisikan lebih lemah dibanding dia,” lanjutnya.

Terlebih jika korban pelecehan seksual laki-laki ini mengalami dilecehkan tidak hanya sekali. Selain merasa tidak berdaya, bahkan bisa sampai mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau bahkan Complex PTSD.

“Tidak menutup kemungkinan akan mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), atau bahkan level yang sangat berat menjadi Complex PTSD. Terutama bila pengalaman traumatiknya tidak dialami hanya sekali, tapi berulang kali,” jelas Annelia.

“Apalagi kalau pengalaman traumatiknya selalu berulang dan tentang seksualitas. Nah ini akan menjadi Complex PTSD yang buat kami, para profesional di bidang kesehatan mental setengah hati tuh ngeberesinnya. Dampaknya besar sekali, dan sangat bikin orang tersebut tidak berdaya,” tegasnya.

(mjt/mjt)