Shopee Affiliates Program

Curhat Warga China Lebih Nyaman Jomblo Jadi Ogah Nikah

Curhat Warga China Lebih Nyaman Jomblo Jadi Ogah Nikah

Jakarta

Sejumlah negara, salah satunya China, diterpa isu ‘resesi seks’ yang dipahami sebagai penurunan jumlah angka kelahiran imbas warganya enggan menikah dan punya anak. Menurut Kementerian Urusan Sipil China, jumlah pasangan yang baru menikah menurun selama delapan tahun berturut-turut. Pada 2021 menjadi 7,64 juta,rekor terendah sejak 1985.

Tren tersebut meningkat tahun ini. Dalam tiga kuartal pertama, jumlah pasangan yang mendaftar untuk menikah di China mencapai titik terendah dalam sejarah sebesar 5,4 juta.

Para ahli demografi menyebut, meskipun penyusutan jumlah penduduk yang bisa menikah adalah salah satu alasan penurunan tersebut, meningkatnya keengganan warga untuk menikah merupakan faktor yang lebih penting.


Menurut Profesor demografi di Universitas Xian Jiaotong, Jiang Quanbao, penundaan pernikahan terutama bagi perempuan sebenarnya merupakan proses alami di tengah pesatnya urbanisasi dan perluasan pendidikan. Ditambah, harga rumah yang melonjak dan tingginya tekanan di lapangan kerja juga mendorong orang-orang untuk menunda pernikahan.

“Saat ini masih banyak ruang untuk peningkatan lebih lanjut usia pernikahan pertama. China mungkin mengikuti lintasan beberapa negara tetangga seperti Jepang dan Korea Selatan, yang rata-rata usia pernikahan pertama akan terus meningkat,” kata Jiang dikutip dari The Star, Senin (26/12/2022).

Menurut survei yang dilakukan tahun lalu oleh Pusat Penelitian Komite Sentral Liga Pemuda Komunis, dari 2.905 responden pemuda perkotaan yang belum menikah berusia antara 18-26 tahun, sekitar 44 persen perempuan mengatakan mereka tidak berencana untuk menikah, dibandingkan dengan hampir 25 orang. persen pria.

Curhat Warga China

Seorang warga China yang bekerja sebagai humas profesional di Beijing, Felisa Li (36), memilih untuk tetap melajang. Menurutnya, wanita China modern kini memiliki lebih banyak pilihan hidup daripada menjadi ibu rumah tangga.

“Dulu tempat perempuan lebih banyak di rumah, sebagai istri dan ibu, tapi sekarang tidak lagi,” ujarnya.

“Wanita juga bisa menjalani kehidupan yang hebat dengan mandiri, seperti memiliki pekerjaan yang mereka sukai,” imbuh Li.

Saat ini, China telah memulai kebijakan yang mendukung warga untuk mengasuh anak. Di antaranya, dengan mengoptimalkan skema cuti hingga menawarkan lebih banyak layanan pengasuhan anak publik. Namun bagi Li, upaya tersebut masih terlalu sedikit, bagaikan hanya setetes air.

“Jika Anda tinggal di kota tingkat pertama, Anda membutuhkan setidaknya dua kamar tidur jika Anda menginginkan seorang anak. Itu sangat sulit dicapai di Beijing. Saya memiliki flat satu kamar tidur sekarang dan saya sudah mengusahakan yang terbaik,” bebernya.

NEXT: Curhat warga China ogah bercinta karena sudah nyaman lama hidup sendiri

Terima kasih telah membaca artikel

Curhat Warga China Lebih Nyaman Jomblo Jadi Ogah Nikah