Shopee Affiliates Program

Cacar Monyet Banyak Dialami Kelompok Gay, IDI Luruskan Duduk Perkaranya

Jakarta

Cacar monyet belakangan jadi sorotan publik usai kasusnya yang terus bertambah sangat cepat hingga ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), melaporkan sudah ada lebih dari 28 ribu kasus cacar monyet di seluruh dunia.

Adapun kelompok gay atau LSL (laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) marak disebut-sebut paling berisiko terpapar cacar monyet pada wabah kali ini. Mengapa demikian?

Ketua Satgas Monkeypox (cacar monyet) PB IDI sekaligus perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), dr Hanny Nilasari, SpKK, menjelaskan bahwa memang ditemukan satu studi yang menyebut kelompok gay paling banyak mengalami infeksi monkeypox atau cacar monyet.


Namun secara teori, virus cacar monyet bukan ditularkan melalui hubungan seksual, melainkan karena kontak yang intens antara kulit dengan kulit atau mukosa dengan mukosa. Hal inilah kelompok tersebut lebih berisiko terinfeksi cacar monyet.

“Jadi memang ditemukan di satu studi bahwa banyak kelompok gay LSL ini yang mengalami infeksi monkeypox. Secara teori ini bukan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual atau tidak tergolong STI (seksual transmitted infection). Tapi karena kontak yang intens antara kulit dengan kulit ataupun antara mukosa dengan mukosa, sehingga komunitas ini atau kelompok ini banyak mengalami kondisi infeksi monkeypox,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/8/2022).

“Kalau terkait dengan risiko lebih tinggi tentunya, iya. Karena kontak intens antara mukosa dengan mukosa pada kelompok ini lebih tinggi,” sambungnya lagi.


Terima kasih telah membaca artikel

Cacar Monyet Banyak Dialami Kelompok Gay, IDI Luruskan Duduk Perkaranya