50 Tahun Eksis, F-15 Eagle Pecahkan Rekor 104 Kali Menang Pertempuran Udara Tanpa Kekalahan

Rabu, 27 Juli 2022, Boeing (d/h McDonnell Douglas) merayakan ulang tahun ke-50 jet tempur air superiority F-15 Eagle, dimana tanggal itu menjadi momen penerbangan perdana prototipe YF-15A dengan nomer 71-0280. Ada kebanggaan tersendiri bagi Boeing atas kinerja F-15, terutama karena penempur twin engine yang juga dilirik Indonesia ini telah mengumumpulkan rekor 104 kali kemenangan dalam pertempuran udara, tanpa pernah ditembak jatuh oleh lawan.
Baca juga: Tandingi Kontrak Rafale, Washington Resmi Tawarkan 36 Unit F-15ID ke Indonesia Senilai US$13,9 Miliar
Diluncurkan dari fasilitas McDonnell Douglas di St. Louis pada 26 Juni 1972. Sebulan kemudian, yang bertepatan dengan 27 Juli 1972, diawaki kepala pilot uji McDonnell Douglas Irving L. Burrows, YF-15 lepas landas untuk uji terbang pertamanya di atas langit California di Pangkalan Angkatan Udara Edwards.
Dalam maiden flight, Burrows membawa YF-15 dalam penerbangan tanpa hambatan selama 50 menit, hingga ketinggian 12.000 kaki (3.657 meter) dengan kecepatan 250 knot (463 km per jam), Saat itu, Ia menemukan masalah kecil dengan pintu roda pendarat. “Sama seperti simulator, pesawat ini tampil baik sejak menit pertama, kami tahu kami memiliki pemenang sejak awal,” kata Burrows.
Prototipe YF-15A pertama, dicat dengan warna “Air Superiority Blue” USAF dengan tanda uji terbang oranye, masih memiliki ujung sayap persegi dan stabilator tak berlekuk. Beberapa penerbangan lagi terjadi setelah penerbangan perdana, yang mencakup pencapaian seperti kecepatan Mach 1.5 dan mencapai ketinggian 45.000 kaki. Tapi F-15 bisa melakukan lebih baik dari itu, dan digunakan untuk memecahkan banyak rekor, termasuk delapan rekor time-to-climb yang dipegang oleh MiG-25 Soviet.
Sebanyak 12 unit F-15 pra-produksi (prototipe) telah dibuat, termasuk dua pesawat dengan tempat duduk kembar yang awalnya ditunjuk TF-15 dan kemudian menjadi F-15B. Pada tahun 1974 Eagle pertama, F-15B, dikirim ke Angkatan Udara AS.

Di tahun yang sama Israel menjadi operator ekspor pertama F-15 Eagle, yang secara lokal disebut “Baz” (Falcon) di bawah program Peace Fox. Pada 27 Juni 1979, F-15 Israel menjadi yang pertama menembak jatuh pesawat musuh, memulai rekor 104 kills dan 0 losses yang tak tertandingi terhadap pesawat musuh di berbagai konflik.
F-15 tidak hanya dikenal sebagai pesawat yang kuat, tetapi juga sangat survivable. Contoh paling terkenal adalah saat F-15D Israel mendarat hanya dengan satu sayap. Persisnya pada 1 Mei 1983, F-15D mengalami tabrakan di udara yang dahsyat dengan A-4 Skyhawk, yang mengakibatkan sayap kanan Eagle terpotong 60 cm. Pesawat mendarat dengan kecepatan dua kali lipat dari biasanya untuk mengkompensasi hilangnya daya angkat setelah kehilangan sayap.
Pada tahun 1986 untuk pertama kalinya terbang varian baru, F-15E Strike Eagle, dipilih sebagai pengganti F-111 Aardvark sebagai bagian dari program Enhanced Tactical Fighter. Strike Eagle masih mempertahankan kemampuan udara-ke-udara yang sama dengan Eagle, dengan kemampuan tambahan untuk menggunakan setiap amunisi udara-ke-darat dalam inventaris USAF. F-15E kemudian menjadi basis untuk mengembangkan varian yang lebih baru, seperti misalnya F-15I “Ra’am” Israel, F-15SG Singapura dan F-15SA Saudi, F-15QA Qatar dan F-15EX Eagle II terbaru.
Baca juga: Di Tangan NASA, Rudal Udara ke Udara Legendaris AIM-54 Phoenix Dipasang di F-15 Eagle
Meski kini sudah berusia 50 tahun, F-15 diyakini masih memiliki banyak potensi untuk dieksploitasi lebih lanjut. Angkatan Udara AS memperkirakan bahwa F-15EX berpotensi dapat beroperasi dengan baik hingga tahun 2040-an atau bahkan 2050-an. (Gilang Perdana)