Artikel Oto – Belakangan ini, cuaca panas dan terik matahari melanda beberapa bagian wilayah di Indonesia. AC mobil tentu menjadi suatu kewajiban saat berkendara, terutama di siang hari. Dengan menyalakan AC, berkendara akan semakin nyaman dan sejuk. Namun, ada anggapan yang muncul dari penggunaan setelan AC mobil saat di suhu yang panas. Untuk menghilangkan udara panas, apakah lebih efektif memutar suhu paling dingin, atau menambah hembusan angin?

Head Product Improvement / EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan bahwa setelan suhu AC saat panas terik bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pengendara. Pengaturan suhu harus nyaman, tidak kedinginan atau kepanasan bagi pengemudi dan penumpang.

“Jadi tidak ada nilai standar, keduanya (suhu ke posisi paling dingin atau menambah putaran kipas) bisa diterapkan sesuai kebutuhan. Bisa disetel dari temperatur dulu baru kemudian blower AC,” ujar Bambang dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Kebiasaan Ini Bisa Bikin AC Mobil Cepat Rusak

Meskipun demikian, mobil saat ini biasanya sudah dilengkapi dengan fitur pengaturan AC otomatis atau auto AC. Ketika suhu panas, fitur ini bisa dimanfaatkan untuk membuat kabin lebih cepat sejuk, terlebih saat mobil terparkir dan terkena terik matahari. Pada fitur auto AC, blower akan mengatur kecepatan secara otomatis sesuai dengan suhu yang ditentukan. Jika suhu yang ditentukan sudah tercapai, maka blower AC secara otomatis akan menurunkan hembusan. Hal ini dikarenakan terdapat sensor temperatur dalam fitur auto AC.

Selain menyalakan fitur auto AC, pastikan tombol ventilasi udara kabin dalam posisi terbuka. Hal ini untuk mengurangi udara panas dalam kabin. Suara blower dalam kabin akan menjadi lebih keras. Namun, suara blower akan mengecil lambat laun ketika sudah mencapai suhu yang diinginkan. Saat menyalakan fitur auto AC, usahakan kisi AC tidak menghadap ke arah samping. Hal ini dapat menimbulkan embun dan menghalangi visibilitas spion.