
Cetak Rekor Kasus COVID-19 Bergejala, Omicron di China Kok Nggak Kelar-kelar?

Jakarta –
Shanghai melaporkan rekor kasus COVID-19 bergejala pada Sabtu (16/4). Daerah lain di seluruh China kini ramai-ramai memberlakukan pembatasan COVID-19, negara ini masih mengedepankan strategi nol kasus COVID-19 saat dihadang varian Omicron.
Zona Ekonomi Bandara Zhengzhou, area manufaktur China tengah yang mencakup pemasok Apple Foxconn, mengumumkan lockdown 14 hari pada hari Jumat, perkembangan aturan disesuaikan dengan kondisi tren kasus COVID-19.
Di China barat laut, kota Xi’an pada Jumat (15/4) mendesak warganya menghindari perjalanan yang tidak perlu di luar kompleks perumahan mereka. Pemerintah juga mendorong perusahaan agar mengizinkan karyawan bekerja dari rumah, menyusul laporan puluhan infeksi COVID-19 bulan ini.
Seorang pejabat pemerintah Xi’an, menanggapi kekhawatiran warga imbas lockdown yakni potensi kekurangan pangan. Dirinya menegaskan aturan ketat yang diberlakukan di Xi’an bukan termasuk lockdown.
Sementara kota Suzhou, dekat Shanghai, mengumumkan pada Sabtu (16/4) agar semua karyawan yang mampu bekerja dari rumah memilih opsi tersebut, dan kompleks perumahan hingga perusahaan wajib menghindari masuknya orang dan kendaraan yang tidak perlu. Sekitar lebih dari 500 kasus COVID-19 dilaporkan
Amukan COVID-19 di Shanghai
Shanghai sendiri, yang menjadi pusat lonjakan COVID-19 China baru-baru ini sejak awal Maret, per Sabtu (16/4) melaporkan rekor 3.590 kasus bergejala serta 19.923 kasus tanpa gejala. Jumlah kasus tanpa gejala naik sedikit dari 19.872, sehari sebelumnya.
Penghitungan kasus kota itu merupakan sebagian besar kasus secara nasional. Bahkan, ketika sebagian besar dari 25 juta penduduknya berada di bawah lockdown.
Cetak Rekor Kasus COVID-19 Bergejala, Omicron di China Kok Nggak Kelar-kelar?
