
Operator Selular Thailand Sukses Uji Coba Konektivitas Ganda Jaringan 5G

– Didukung oleh Qualcomm dan ZTE, AIS mengklaim sebagai operator pertama di dunia yang sukses melakukan uji coba konektivitas ganda radio baru di jaringan 5G menggunakan 2,6GHz dan 26GHz.
Operator terbesar di Thailand itu menyatakan uji coba tersebut merupakan langkah untuk menggabungkan spektrum 5G yang berbeda untuk menciptakan saluran yang lebih luas untuk sinyal dengan latensi yang lebih rendah. Beberapa kasus penggunaan dapat mencakup pengendalian robot di lantai pabrik atau dari jarak jauh secara real-time.
Pengujian dilakukan di situs AIS 5G komersial, mencapai kecepatan data downlink 8,5 GB/detik dan naik 2,27 GB/detik pada perangkat seluler yang menjalankan Sistem Modem-RF Qualcomm Snapdragon X65 5G.
Peralatan infrastruktur jaringan mmWave AAU ZTE digunakan dalam pengujian yang menggabungkan frekuensi sub-6GHz dan mmWave, dengan satu operator 100MHz di 2,6GHz dan empat operator 200MHz di 26GHz.
Baca Juga: Kominfo Ungkap Rencana Percepatan Komersialisasi 5G di Indonesia
Head of Nationwide Operation and Support Business Unit AIS, Wasit Wattanasap, menyatakan uji coba tersebut membuat operator yakin jaringan 5G-nya “siap untuk memperluas penggunaan teknologi mmWave dan mendukung pertumbuhan sektor bisnis dalam berbagai aspek”.
Sekedar diketahui, Thailand adalah salah satu pasar pertama yang meluncurkan 5G di kawasan Asia Pasifik, dengan AIS dan TrueMove H keduanya meluncurkan layanan 5G komersial selama Q1 2020, tak lama setelah berakhirnya lelang 5G di negara itu.
Mendorong adopsi 5G di pasar adalah salah satu tujuan utama AIS dan TrueMove, masing-masing operator menargetkan 2 juta pelanggan pada akhir 2021.
Regulator, Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional (NBTC), telah berperan penting dalam membangun Thailand sebagai pasar 5G terkemuka di wilayah tersebut.
Baca Juga: Smartfren: 5G Bakal Jadi Barang Mahal Tanpa Kerja ‘Keroyokan‘
Pada Februari 2020, NBTC menetapkan spektrum untuk penggunaan 5G di seluruh pita frekuensi rendah (700 MHz), menengah (2.600 MHz) dan tinggi (26 GHz), dan merencanakan lelang lebih lanjut untuk spektrum pita menengah pada tahun 2022 di pita 3,5 GHz, yang dikosongkan pada September 2021 oleh Thaicom, penyedia satelit. Dalam hal alokasi operator:
AIS pertama kali meluncurkan layanan 5G di pasar pada Februari 2020, setelah memperoleh lisensi di pita frekuensi rendah, menengah, dan tinggi, memberikan perpaduan yang kuat antara cakupan dan spektrum kapasitas.
Operator terbesar kedua di Thailand TrueMove mengikuti jejak AIS, meluncurkan 5G pada Maret 2020, setelah memperoleh spektrum di pita frekuensi menengah dan tinggi.
Dtac menjadi operator ketiga yang meluncurkan layanan 5G pada Q1 2021, namun hanya memanfaatkan spektrum frekuensi rendah di pita 700 MHz.
Baca Juga: Teknologi 5G Huawei dengan Layanan dan Inovasi di Sejumlah Kota di Indonesia
Sementara operator milik negara National Telecom (NT), yang dibentuk dari penggabungan CAT dan TOT, belum meluncurkan layanan 5G di pasar. NT menyatakan bahwa penyatuan spektrum di kedua pita frekuensi rendah dan tinggi dan diharapkan mengungkapkan rencana investasi 5G.
Operator Selular Thailand Sukses Uji Coba Konektivitas Ganda Jaringan 5G
