Shopee Affiliates Program

Anak Minta Kinder Joy Bikin Senewen Para Ortu? Ini Tips Menghadapinya

Jakarta

Adanya informasi peredaran Kinder Joy yang dihentikan sementara waktu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) sepertinya akan membuat banyak orang tua lega.

Bukan hanya karena isu salmonella, tetapi juga setidaknya mengurangi potensi anak tantrum atau marah-marah saat minta dibelikan cokelat telur berisi mainan random tersebut.

Produk jajanan telur cokelat ini memang kerap menjadi sumber keresahan para orang tua ketika membawa anaknya berbelanja di supermarket atau minimarket. Selain harganya yang cukup mahal, isi cokelatnya pun terbilang sedikit.

Begitu juga beberapa anak hanya ada yang ingin mainannya saja, sedangkan cokelatnya tidak dimakan.

Kinder Joy umumnya diletakkan di depan kasir yang otomatis menjadi pusat perhatian anak-anak saat antri membayar bersama orang tuanya. Saking menggodanya kemasan telur cokelat ini, nyaris semua anak akan langsung tantrum dan minta dibelikan saat itu juga.

Tak ayal jika para orang tua banyak yang resah dan galau apabila membawa anak untuk ikut berbelanja ke supermarket ataupun minimarket.

Jika sudah seperti ini, bagaimana cara mengendalikan anak yang tantrum ketika meminta sesuatu?

Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani SPsi MSi, mengungkapkan bahwa orang tua bisa mengajari anak sikap menahan diri.

Pasalnya, mengajari anak menahan diri memiliki banyak manfaat, bahkan dalam jangka panjang, seperti terhindar dari sifat rakus, menahan diri, bisa membedakan kebutuhan atau keinginan, termasuk mengajarkan mereka saat memasuki dunia kerja.

“Mengajarkan anak menahan diri bisa dimulai sejak usia 1,5 sampai 2 tahun. Nah ketika anak temper tantrum yaitu menangis, teriak-teriak hingga guling-gulingan itu waktu yang tepat untuk mengajarkan anak menahan diri,” ucap wanita yang akrab disapa Nina dalam acara Diskusi Media ‘Satu Tahun Implementasi Program Anak Cerdas PJI & HSBC’ di SDN 12 Bendungan Hilir, Jl Taman Bendungan Jatihilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

“Biasanya orang tua kalau anak temper tantrum pasti langsung memberi apa yang anak mau, padahal itulah pendidikan pertama menahan diri. Jadi misalnya gara-gara dia nangis dan dapat apa yang dia mau, maka anak dapat berpikir ‘oh cara dapat (sesuatu) itu dengan nangis atau teriak-teriak’,” sambung Nina.

Lebih lanjut, Nina mengatakan temper tantrum biasanya terjadi pada anak sampai usia 8 tahun. Dan ketika anak mengalami hal tersebut, orang tua diminta untuk menenangkan anak daripada memberikan apa yang anak inginkan.

Apabila anak meminta suatu hal yang baik dan merupakan kebutuhan, orang tua bisa mengajarkan anak untuk meminta dengan baik dan sopan, seperti ‘Bu, minta dong’. Tapi, apabila anak meminta sesuatu hal yang tidak diperbolehkan, orang tua bisa mengatakan pada anak ‘Maaf Nak, tidak ada permen lagi untuk kamu hari ini’.

“Kalau di usia balita biasanya lebih manipulatif sekali, jadi kalau mau membuat dia belajar menahan diri adalah dengan stick pada aturannya, jangan mau diubah-ubah misalnya, ‘Bu aku kayaknya nggak perlu mandi deh karena nanti sore udah kotor lagi’. Nah itu kan sebenarnya anak malas mandi, maka kita ajarkan dengan ‘oh tidak Nak, aturan kita adalah mandi 2 kali sehari’,” imbuh psikolog yang juga praktik di klinik Tiga Generasi ini.


Terima kasih telah membaca artikel

Anak Minta Kinder Joy Bikin Senewen Para Ortu? Ini Tips Menghadapinya