Jakarta –

Kasus Omicron di Indonesia terus melonjak. Total kasus yang dilaporkan Kemenkes RI per Rabu (19/1/2022), mencapai 882 orang, dengan 174 di antaranya adalah transmisi lokal.

Peningkatan jumlah kasus Omicron ini menjadi kekhawatiran banyak orang, pasalnya sejak varian Omicron memasuki Indonesia hal ini turut mendongkrak jumlah kasus COVID-19.

Maka sangat penting untuk tetap menjalankan protokol kesehatan terkhususnya di tempat umum. Selain itu perlu juga untuk mengetahui apa saja gejala yang ditimbulkan dari varian Omicron.

Gejala yang paling umum dirasakan pasien Omicron Indonesia adala batuk, pilek dan demam. Sejauh ini Omicron dikatakan dapat mempengaruhi sistem pernapasan bagian atas yang memiliki gejala ringan seperti pilek dan menyebabkan lebih sedikit kerusakan pada paru-paru.

varian Omicron cenderung tidak melibatkan paru-paru dan sebagian besar bergejala ringan. Para ahli bahkan telah mengatakan bahwa varian COVID-19 ini dapat menyerupai flu biasa.

Data dari Zoe COVID Symptom Study di Inggris mengungkapkan grafik yang menggambarkan gejala Omicron. Gejala diurutkan dari yang paling umum hingga paling jarang dialami penderita varian Omicron:

• Hidung meler: 73%
• Sakit kepala: 68%
• Kelelahan: 64%
• Bersin: 60%
• Sakit tenggorokan: 60%
• Batuk terus-menerus: 44%
• Suara serak: 36%
• Menggigil: 30%
• Demam: 29
• Pusing: 28%
• Sulit fokus atau mudah lupa: 24%
• Nyeri otot: 23%
• Hilangnya penciuman: 19%
• Nyeri dada: 19%

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut gejala COVID-19 bisa mulai terasa pada hari kelima sampai keenam sejak terinfeksi virus dan bisa memakan waktu hingga 14 hari. Namun, data lain menunjukkan bahwa gejala Omicron bisa mulai muncul dalam waktu yang lebih pendek daripada varian lainnya.

Karena itu, jika kamu melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19 dan mulai mengalami gejala, segera periksakan diri kamu.