Tandingi E-2 Hawkeye, AL Cina Punya Xian KJ-600, Pesawat AEW&C yang Mampu Beroperasi dari Kapal Induk

Dalam mendukung operasi militernya, Cina sejak telah menguasai teknologi pesawat intai Airborne Early Warning and Control (AEW&C) dengan model antena rotodeome dan antena tegak. Namun apa yang tersaji saat ini adalah pesawat AEW&C untuk kebutuhan angkatan udara, sementara AL Cina yang kini telah mengoperasikan dua kapal induk, sejauh ini belum mendapatkan berkah kemampuan pesawat AEW&C.
Baca juga: Grumman E-2C Hawkeye – Pesawat Airborne Early Warning and Control (AEW&C) Pertama di Asia Tenggara
Tapi jangan salah, Xian Aircraft Industrial Corporation telah menyiapkan prototipe Xian KJ-600 sebagai pesawat AEW&C yang secara desain mirip dengan Grumman E-2 Hawkeye. Situs Popular Science melaporkan pada Juli 2017 bahwa Cina telah mengembangkan KJ-600 untuk mengisi celah kritis terhadap kemampuan intai AL Amerika Serikat. Dari beberapa literasi, disebutkan KJ-600 memiliki berat antara 25-30 ton dan ditenagai oleh mesin turboprop bermesin ganda FWJ-6C.
Lantaran punya bobot yang berat, sementara kekuatan mesin terbatas, maka KJ-600 dirancang untuk tinggal landas dari kapal induk menggunakan ketapel (catapult). Penggunaan ketapel terbilang asing bagi armada udara AL Cina, pasalnya jet tempur di kapal induk Liaoning dan Shandong mengusung model peluncuran tanpa ketapel, alias mengadopsi model ski jump yang konvensional.
Karena tak bisa diluncurkan dari dua kapal induk yang ada saat ini, maka KJ-600 digembar-gemborkan memang digadang untuk digelar pada kapal induk ketiga Cina yang notabene kini dalam proses pembangunan dan akan dilemgkapi teknologi advanced electromagnetic launch system (EMALS).
Lantaran merupakan proyek masih rahasia, tidak ada detail spesifikasi untuk KJ-600, namun media lokal Cina menyebut pesawat AEW&C ini nantinya akan menggunakan jenis radar radar active electronically scanned array (AESA), dimana pihak pengembangnya sesumbar radar tersebut dapat mendeteksi kehadiran jet tempur stealth F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
KJ-600 kemungkinan diawaki oleh 5-6 personel, termasuk kapten dan kopilot serta petugas radar operasi dan sistem kendali tempur. Dalam konteks managemen dan komunikasi pertempuran, KJ-600 dapat memandu beberapa pesawat tempur untuk misi intersepsi dan konsolidasi platform untuk mendukung pembidikan rudal jarak jauh. Salah satu jenis rudal yang akan dipadukan dengan KJ-600 adalah rudal yang berbasis di permukaan JY-26.
Bagi militer Cina, hadirnya wahana peringatan dini dengan basis sayap tetap dari kapal induk diperlukan agar kapal induk dapat secara mandiri melakukan operasi udara intensitas tinggi di lautan lepas. Saat ini, untuk misi peringatan dini, armada AL Cina mengandalkan helikopter Changhe Z-8 AEW, namun helikopter sebagai platform AEW punya keterbatasan, seperti ketinggian terbang yang rendah dan kemampuan deteksi terbatas.
Jika di masa depan, KJ-600 dapat punya kemampuan setara dengan E-2D, maka secara langsung dapat meningkatkan kemampuan formasi kapal induk untuk mendeteksi, memperingatkan, membimbing pesawat dari jarak jauh, tetapi juga secara teoritis dapat memandu formasi kapal perang permukaan seperti frigat dan destroyer.
Baca juga: Kamov Ka-31 AEW&C – Helikopter Intai Maritim Spesialis Peringatan Dini
Pada 1 Agustus 2018, sebuah mockup replika KJ-600 difoto berada ddi dek kapal induk replika, mockup KJ-600 berdampingan dengan mockup jet tempur Shenyang J-15 yang barada di Wuhan, Provinsi Hubei China Tengah. Penggemar militer Cina berspekulasi bahwa KJ-600 pertama akan segera melakukan penerbangan perdananya.
Dan ada kabar terbaru dari situs Forbes.com (29/8/2020), yang melaporkan untuk pertama kalinya prototipe KJ-600 berhasil tertangkap kamera satelit komersial (Planet Labs), dimana prototipe KJ-600 tampak berada di tarmac fasilitas Xian Aircraft Industrial Corporation. (Gilang Perdana)