Adakah Batas Normal Berhubungan Seks? Ini Hasil Risetnya

Jakarta –
Sebagian besar pasangan, baik pasangan baru maupun pasangan lama, tentu ingin bisa bermesraan dan memadu kasih. Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan yakni dengan berhubungan intim. Namun sebenarnya, seberapa sering bercinta perlu dilakukan pasangan?
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang berhubungan intim setidaknya sekali dalam seminggu lebih bahagia dibandingkan dengan pasangan yang kurang berhubungan intim.
Dikutip dari USA Today, para ahli mengatakan bercinta sekali dalam seminggu merupakan jumlah yang sangat umum. Jumlah ini sedikitnya dipengaruhi oleh usia dari masing-masing pasangan.
Para pasangan yang berusia 40-50 tahun cenderung akan melakukan hubungan intim setidaknya sekali dalam seminggu. Sementara pasangan dengan usia 20-30 tahun bisa melakukannya dua kali dalam seminggu.
Namun, jumlah ini tidak serta-merta bisa dijadikan patokan ‘normalnya’ frekuensi bercinta. Dr. Peter Kanaris, seorang psikolog klinis dan terapis seks di Smithtown, New York, mengatakan bahwa pasangan tidak boleh mengandalkan rata-rata sebagai tolak ukur kehidupan seks. Karena, pada akhirnya itu semua tergantung pada pasangan itu sendiri.
“Yang sebenarnya lebih penting bagi pasangan adalah bukan dengan terjebak pada beberapa norma statistik sehingga mencocokkan diri mereka dengan hal itu, melainkan dengan melihat hal ini dari perspektif kepuasan seksual,” ujarnya pada USA Today, dikutip pada Kamis (23/12/2021).
“Bila pasangan puas secara seksual, maka itulah tujuannya,” tuturnya.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2017 mengungkapkan hasil yang cukup sama. Orang dengan usia 20-an tahun rata-rata berhubungan intim sebanyak 80 kali dalam setahun atau sekitar seminggu sekali. Sementara orang di usia 60-an tahun lebih jarang melakukan hubungan intim, yakni hanya sebanyak 20 kali dalam setahun atau sekitar 18 hari sekali.
Penurunan jumlah ini umumnya paling banyak terjadi pada orang di usia 50-an tahun. Beberapa faktor yang memengaruhi penurunan ini antara lain karena kehadiran anak serta karena sudah tidak pernah menonton film dewasa.
Perlukah merencanakan seks?
Linda De Villers, seorang terapis seks dan profesor psikologi dan pendidikan di Pepperdine mengatakan berhubungan intim itu perlu direncanakan.
“Jika orang memiliki anak atau komitmen, akan sangat membantu untuk melakukan hubungan seks yang direncanakan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bila pasangan sejak awal tidak merencanakan hubungan intim, maka besar kemungkinan mereka benar-benar tidak akan melakukannya.
“Jika Anda tidak merencanakan hubungan seks, kemungkinan besar Anda tidak akan berhubungan seks,” imbuhnya.
Manfaat berhubungan intim
Kehidupan seks yang sehat dan harmonis pada hakikatnya dapat memperkuat ikatan antara kedua belah pasangan. Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari berhubungan intim yaitu:
- Waktu tidur lebih berkualitas
- Meningkatkan energi dan suasana hati
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Menurunkan tekanan darah
- Mengurangi risiko mengalami penyakit jantung
- Meningkatkan kontrol pada kandung kemih pada wanita
- Mengurangi risiko kanker prostat pada pria
Meski demikian, lebih sering berhubungan intim tidak akan menyebabkan pasangan menjadi lebih sehat dan begitu pula sebaliknya. Berhubungan intim hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan.