
Agar Lebih Bermanfaat, Tidak Hanya 2,1 GHz Sebagian Frekuensi 1,8 GHz Juga Perlu Dikembalikan ke Negara

Jakarta, – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan persetujuan prinsip penggabungan bisnis Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia dengan syarat mengembalikan frekuensi sebesar 2×5 MHz FDD (Frequency Division Duplexing) di spektrum 2,1 GHz (2100 MHz).
Berdasarkan pandangan Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Ridwan Effendi pengurangan 2×5 MHz di 2,1 GHz sama sekali tidak memiliki pengaruh yang berarti bagi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
“Jadi gabungan Indosat Ooredoo-Hutchison 3 Indonesia pita frekuensi jika langsung digabungkan 1,8 GHz (1.800 MHz) ada 2×30 MHz, sedangkan di 2,1 GHz 2×30 MHz. Jika dibandingkan XL Axiata pada frekuensi 1,8 GHz 2×20 MHz, 2,1 GHz memiliki 2×15 MHz. Sedangkan Telkomsel punya frekuensi 1,8 GHz 2×22,5 MHz, dan pada 2,1 GHz 2×15 MHz,” papar Ridwan kepada Selular, Rabu (10/11) siang.
Sehingga menurutnya tidak hanya pada 2,1 GHz, pengembalian frekuensi kepada negara juga perlu mencakup pada 1,8 GHz.
“Menurut saya perlu ada tambahan kebijakan yaitu sebagian frekuensi di 1,8 GHz juga perlu dikembalikan ke negara. Dengan demikian masyarakat akan punya peluang mendapatkan layanan yang lebih baik. Untuk negara pun penambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) akan lebih banyak, juga demikian pada potensi pajak,” papar pakar telekomunikasi yang juga seorang dosen di ITB itu.
Selain dilingkup pendapatan negara, peta persaingan industri telekomunikasi Tanah Air melalui langkah tersebut, menurut Ridwan kedepan juga akan diuntungkan, melalui peluang equal playing field yang akan berjalan jauh lebih baik lagi.
Sekedar tambahan jika dilihat dari sisi kinerja, Indosat Ooredoo selama pandemi melaporkan telah berhasil membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara 3 Indonesia, pada kuartal II/2021, hanya membukukan pendapatan sekitar Rp6,93 triliun, turun 6% secara tahunan.
lalu dari sisi jumla pelanggan, Indosat Ooredoo punya 60,3 juta, Tri punya 44 juta pelanggan, berharap jumlah pelanggan perusahaan hasil merger menjadi 104 juta. Pendapatannya pun diprediksi akan menjadi Rp 42,8 triliun.
Agar Lebih Bermanfaat, Tidak Hanya 2,1 GHz Sebagian Frekuensi 1,8 GHz Juga Perlu Dikembalikan ke Negara
