
Mengenal Metaverse Buatan Facebook, Berbahaya Bagi Manusia?

Metaverse banyak dibicarakan baru-baru ini. CEO dari Facebook Inc.yang kini berubah nama menjadi Meta Platform Inc. yaitu Mark Zuckerberg menginvestasikan miliaran dolar untuk proyek yang menciptakan lingkungan realitas virtual yang imersif yang disebut dengan Metaverse.\
Apa itu Metaverse?

Zaman sekarang, kita sudah terbiasa menggunakan banyak teknologi seperti speaker audio, televisi, game interaktif dan virtual reality. Kebanyakan penggunaan teknologi ini hanya menggunakan indra pendengaran dan penglihatan saja. Namun di masa depan, tidak menutup kemungkinan manusia bisa mengembangkan teknologi yang mengelabui indra penciuman bahkan sentuhan.
Pernah melihat film atau kartun yang bertema science fiction? yang menceritakan manusia yang masuk kedalam dunia vrtual seperti dalam anime SAO misalnya atau dalam The Matrix? Nah kira-kira seperti itulah Metaverse ini.
Metaverse, ungkapan ini digambarkan sebagai lingkungan virtual yang bisa kita masuki. Bisa dibilang sebaga dunia virtual yang dapat manusia masuki dan saling terhubung satu sama lain. Di dunia virtual ini manusia dapat bertemu, terhubung, bekerja, bermain menggunakan headset realitas virtual, kacamata Augmentasi virtual, smartohine ataupun perangka lainnya yang terhubung dengan internet.
Teknologi metaverse ini juga menghubungkan manusia menggunakan lingkungan virtual untuk berbelanja online, bermain media sosial, konser virtual dan melakukan perjalanan ke suatu tempat secara online.
Sebagai langkah awal, Facebook meluncurkan meeting software yang disebut dengan Horizon Workrooms yang digunakan dengan headset Oculus VR. Bagi yang membeli perangkat ini, pengguna dapat berpindah diantara dunia virtual yang dibuat oleh beberapa perusahaan yang berbeda.
Bukan Hanya Proyek Facebook Saja
Ternyata proyek ini dijalankan bukan hanya oleh perusahaan Facebook saja, namun beberapa diantaranya yang telah membicarakan proyek serupa adalah Nvidia dan juga Microsoft.
Perusahaan game Fortnite, Epic Games pun tidak mau ketinggalan, mereka disinyalir telah mengumpulkan US$1 miliar dari investor untuk membantu rencana jangka panjangnya membangun metaverse.
Platform game lain yaitu Roblox bahkan menguraikan vsinya tentang metaverse sebagai tempat di mana orang-orang dapat berkumpul bersama dalam jutaan pengalaman 3D untuk belajar, bekerja, bermain, berkreasi, dan bersosialisasi.
Baca Juga
Menuai Kontroversi
Meskipun dapat dikatakan keberaadaan Metavere ini akan menjadi sebuah gebrakan yang wah, banyak yang mengatakan bahwa sistem tersebut adalah ancaman bagi manusia. Sebuah pintu menuju dunia yang penuh distopia atau dunia yang penuh dengan gambaran penderitaan dan banyak ketidakadilan.
Salah satu ahli yang merasa bahwa Metaverse ini merupakan ancaman bagi manusia adalah Dr David Reid yang merupakan Provesor AI dan Spatial Computing di Liverpool Hope University. Ia berpendapat keberadaan Metaverse dapat meningkatkan resiko cyberbullying dan masalah privasi data. Metaverse juga dinilainya dapat mengaburkan batas antara virtual dan realitas. Jadi siapapun yang mengendalikan Metaverse, maka mereka juga dapat mengendalikan penggunanya termasuk realitas yang dimiliki pengguna.
Untuk saat ini banyak sistem prototipe MR [mixed-reality] saat ini memiliki teknologi pelacakan wajah, mata, tubuh, dan tangan. Sebagian besar memiliki kamera canggih. Beberapa bahkan menggabungkan teknologi Electroencephalogram (EEG) untuk mengambil pola gelombang otak. Ini artinya, semua yang pengguna katakan, manipulasi, lihat, atau bahkan pikirkan dapat dipantau di MR. Menurutnya tidak boleh ada satu perusahaan yang mengambil kuasa sebanyak itu dan manusia membutuhkan sistem yang dapat mengawasi Metaverse.
Nah apakah Metaverse ini akan menjadi sebuah gambaran distopia atau kita bisa membayangkan Utopia didalamnya?
Mengenal Metaverse Buatan Facebook, Berbahaya Bagi Manusia?
