
Jadi Target Blacklist AS, Nama Besar Huawei Masih Bayangi Honor di Pasar Eropa?

Jakarta, – Sebelumnya, Senator AS dari Partai Republik, Marco Rubio secara resmi meminta pemerintah Biden untuk memasukkan Honor ke daftar hitam. Mantan unit brand raksasa Huawei itu diklaim sebagai ancaman terbaru terhadap keamanan nasional kedepan.
Dalam sebuah surat, Rubio bahkan mengklaim Honor sebagai sebagai ‘lengan’ pemerintah China dengan akses tak terbatas baru, yang sama dengan teknologi AS yang saat ini ditolak Huawei.
Menerima penolakan tersebut, Honor ataupun Departemen Perdagangan AS di Washington tidak segera menanggapi. Kemudian Kedutaan Besar China di Washington pun juga menyeletuk bahwa AS terus berupaya mencoreng Huawei, tanpa memberikan bukti kuat untuk mendukung tuduhannya. Yang padahal pasca lepas dari Huawei, tidak ada lagi campur tangan brand berlogo kipas merah itu terhadap Honor.
Yang menjadi menarik sebenarnya, ini bukan pertama muncul gagasan untuk memasukan Honor ke dalam daftar hitam kembali. Sejumlah anggota DPR dari Partai Republik sudah membicarakan usulan tersebut. Sebab, ada kecurigaan bahwa Honor tetap menjadi afiliasi Huawei.
Menurut informasi sumber dalam, Pentagon dan Departemen Energi mendukung dimasukannya Honor ke dalam blacklist. Tapi usulan itu ditentang Departemen Perdagangan dan Departemen Luar Negeri.
Bahkan empat agensi AS sempat terpecah karena perbedaan pendapat tentang apakah Honor harus masuk daftar hitam Departemen Perdagangan AS seperti Huawei atau tidak.
Memang bukan tanpa alasan melihat Honor menjadi sumber target blacklist pemerintahan AS, selain memang sebelumnya menjadi bagian Huawei. Faktanya pula Honor berkembang cukup pesat sebagai brand yang berdiri mandiri.
Beberapa waktu lalu pabrikan teknologi asal China itu mengumbar capaianya di akun Twitter resminya, bahwa mereka berhasil mengkonfirmasi kerja sama dengan sejumlah mitra pemasok pada tahap awal, dan smartphone Honor 50 akan dilengkapi Layanan Seluler Google.
Dipenghujung 2021, Honor 50 menurut rencana mereka yang juga dipublis di Twitter bakal memasuki pasar eropa pada 26 Oktober mendatang. Dan dikalim bakal menjadi pilihan yang cukup sempurna, karena memang sudah memiliki performa yang cukup canggih dan juga kemampuan kameranya yang sempurna.
Dari sisi spesifikasi, untuk varian Honor 50 standar saja perangkat ini dibekali chipset Snapdragon 778G dengan kemampuan 5G, Android 11 dengan GMS, kamera utama 108MP dan kamera selfie setajam 32MP.
Lalu pada sektor dapur daya memiliki kapasitas 4.300mAh dan dukungan untuk pengisian cepat 67W, yang diklaim akan meningkat dari 0 hingga 70% hanya dalam 20 menit.
Di pasar dalam negerinya sendiri, Honor berkembang sempurna dan berhasil menjadi merek smartphone terbesar ketiga di China. Perusahaan telah berhasil mengalahkan Xiaomi di bulan Agustus 2021 karena penjualannya tumbuh sebesar 18 persen di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Jadi Target Blacklist AS, Nama Besar Huawei Masih Bayangi Honor di Pasar Eropa?
