Setahun Pandemi Nyaris Nol Kasus, Apa Rahasia Warga Baduy ‘Tangkal’ Corona?

Banten –
Setahun lebih pandemi COVID-19 di Indonesia namun dampaknya hampir tidak terasa bagi masyarakat adat Suku Baduy di Lebak, Banten. Sejauh ini hanya satu kasus COVID-19 yang pernah tercatat di sana.
Padahal, wilayah Tangerang langganan zona merah COVID-19 karena kasus penularan yang cukup tinggi. Hal ini tidak mengherankan, sebab warga Baduy di awal pandemi merebak sangat menutup diri dari luar.
“Di awal-awal mah orang sini nggak boleh keluar, yang dari luar juga disuruh pulang,” kata salah satu warga Suku Baduy Luar saat ditemui detikcom di Desa Kanekes, Baduy, Kamis (14/10/2021).
Ia mengatakan baru sekitar tiga minggu Desa Wisata Suku Baduy dibuka untuk umum. Mereka yang mau berkunjung pun harus meminta izin terlebih dahulu kepada Tetua Adat di sana.
Warga Baduy dikenal sangat mematuhi arahan dari Tetua Adat. Di masa awal pandemi, mereka disarankan tidak banyak bepergian ke luar daerah.
Demi melindungi diri dari COVID-19, warga Baduy disebut memiliki sejumlah ramuan dari tanaman herbal yang berkhasiat untuk menambah imunitas. Terlebih di masa pandemi mereka tetap bertani dan berladang serta melakukan aktivitas seperti biasa.
“Ada ramuan yang diminum seperti jahe merah dan dedaunan. (Diminum) pagi dan sore,” ujarnya lagi.
Diwawancara terpisah, Kepala Puskesmas Cisemeut, Kabupaten Lebak, Banten, dr Maytri Nurmaningsih, juga membenarkan sedikitnya kasus di Baduy karena warga di sana sangat ketat dalam membatasi pengunjung dan menutup diri lebih dari setahun.
“Sebenarnya orang Baduy Dalam menutup trek tamu supaya mereka steril di areanya. Akhirnya mereka lockdown menurut adat, tapi kan nggak mungkin terus menerus,” bebernya.
Maytri mengatakan masyarakat Baduy juga tidak mungkin selamanya melakukan lockdown. Dengan adanya pembukaan pariwisata kembali, pihaknya secara konsisten mengajak warga Baduy Luar dan Dalam untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
“Mereka merasa punya ramuan sendiri, menurut adat, dan itu memang kendala kita untuk vaksinasi. Tapi kami selalu minta tolong ke bidan desa, terutama, untuk sosialisasi terus menerus ketika mereka ada kegiatan misalnya posyandu. diajak, hayu urang kudu sehat,” jelasnya.