Shopee Affiliates Program

Pengamat: Harus ada Kerjasama yang Saling Menguntungkan Antara OTT Asing dan Operator

Jakarta, – Tak dipungkiri memang kalimat kontribusi ekonomi selalu menjadi ajian mujarab para penyedia layanan over the top (OTT) asing untuk terhindar dari tuntutan para operator baik di dalam negeri, dan tak terkecuali SK Broadband penyedia internet asal Korea Selatan, dalam hal ini yang sedang berkasus dengan Netflix.

Menanggapi hal itu, DR Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional (Infratelnas) Mastel menjelaskan bahwa klaim Netflix dalam hal ini ada benarnya.

“Bahwa kontibusi OTT untuk menumbuhkan trafik, dan industri konten dan aplikasi cukup banyak. Dan kalaupun pemerintah mengatur, bukan karena tutup mata terhadap kontribusi tersebut, tapi tentunya hal ini diperlukan agar kontibusi tersebut bisa lebih sustainable (berkesinambungan),” terangnya kepada Selular, Selasa (5/10).

Sustainability dalam ekosistem digital salah satunya akan terwujud, jika ada hubungan yang saling menguntungkan, atau pola hubungan yang kondusif menjaga keberlangsungan ekosistem itu sendiri.

“Sedangkan jika hanya satu komponen dalam ekosistem yang untung besar-besaran, tidak peduli eksistensinya telah mengganggu, bahkan dapat mematikan komponen yang lain dalam ekosistem, keberlangsungan tersebut mungkin tidak bisa berjalan lama,” lanjut Sigit.

Sehingga menurutnya, perlu ada pola kerjasama yang ideal dan saling menguntungkan antara OTT asing dan operator saat ini.

“Idealnya itu kini memang pemerintah cukup mewajibkan adanya kerjasama yang win-win antara OTT asing dan operator. Sedangkan substansi pola kerjasama itu sendiri diserahkan kepada mekanisme bisnis, pembicaraan antar dua pihak seperti itu,” tandasnya.

Kerjasama OTT asing dengan penyelengara jaringan telekomunikasi saat ini memang menjadi sangat penting. Meskipun keduanya kerap berselisih pandang soal keterkaitan dalam menjalankan roda layananya.

Sebelumnya kasus SK Broadband dengan Netflix yang kini sedang mendulang untung dari serial film Squid Game, menjadi gambaran baru kasus OTT asing vs operator selular, Ketika penyedia internet asal Korea Selatan itu menuntut Netflix untuk mau membayar bandwidth dan biaya pemeliharaan yang digunakan karena lonjakan lalu lintas berasal dari raksasa streaming tersebut selalu padat merayap.

Menjawab tagihan itu, Netflix dalam keterangan resminya pun membantah keras, dengan mengklaim kontribusinya terhadap ekonomi Korea Selatan sudah sangat potensial, hingga menciptakan 16.000 pekerjaan dan pertumbuhan $4,8 miliar.

Di Indonesia sendiri, polemik OTT asing masih belum menemui penyelesaian yang tuntas. Yang padahal, Kerjasama itu banyak dinilai berpotensi membuat ekonomi digital Indonesia semakin tumbuh, kokoh dan memberikan kesetaraan (equal playing field).

Terima kasih telah membaca artikel

Pengamat: Harus ada Kerjasama yang Saling Menguntungkan Antara OTT Asing dan Operator