Shopee Affiliates Program

SK Broadband Jegal Netflix, Mastel: Butuh Keberanian Pemerintah Mengatur OTT

Jakarta, – Squid Game, serial drama permainan bertahan hidup (survival game) keluaran Netflix menjadi trending 1 di 83 negara tak terkecuali di Indonesia. Waktu untuk mencapai kepopuleran serial yang dikemas 9 episode ini pun sangat singkat diraih, terhitung sejak tayang perdana pada 17 September 2021 lalu.

Disamping popularitas Squid Game di Netflix, tentu masih terselip sebuah tanda tanya besar, seperti apa keseriusan pemerintah terhadap penyedia layanan over the top (OTT) asing kini? mengingat SK Broadband, penyedia internet asal Korea Selatan dilaporkan telah menuntut raksasa streaming tersebut.

Dengan perhitungan Netflix berutang 27,2 miliar won (Rp326,7 miliar) pada tahun 2020 saja. SK Broadband mengaku telah menangani sekitar 1.200 Gigabit data Netflix yang diproses per detik pada September. Data itu naik 24 kali lipat dari Mei 2018.

Merespon hal tersebut, DR Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional (Infratelnas) Mastel, menjelaskan untuk menangani OTT asing perlu keberanian pemerintah.

“Keberanian pemerintah mengatur OTT itu berangkat dari menetapkan status entitas OTT jika dilihat dengan berbagai regulasi yang sudah ada. Itu langkah awalnya, setelah itu, maka akan jelas regulasi apa yang berlaku. Sebagai contoh, jika termasuk salah satu penyelenggara jasa, maka tinggal memberlakukan aturannya. Jika lebih seusai dikategorikan sebagai salah satu penyelenggara sistem elektronik, diterapkan sesuai aturan yang berlaku. Inisiatif ke arah sana, setahu saya sudah pernah dilakukan dalama beberapa tahun ini, tapi tidak kunjung selesai. Sehingga OTT-nya terus dalam kondisi yang tidak mau diatur,” papar Sigit kepada Selular, Selasa (10/5).

SK Broadband Jegal Netflix, Mastel: Butuh Keberanian Pemerintah Mengatur OTT  SK Broadband Jegal Netflix, Mastel: Butuh Keberanian Pemerintah Mengatur OTT

“Idealnya sebagaimana halnya regulasi yang lain sebenarnya. Untuk jenis penyelenggaraan yang sama berlaku aturan yang sama. Sehingga bisa ditegakkan prinsip level of playing field (kesetaraan level kompetisi),” sambungnya.

Pengaturan OTT pun menjadi sangat penting dilakukan, seiring perluasan jaringan di Indonesia yang semakin gencar, 5G pun kini telah menyapa dengan beragam potensinya kedepan.

Dalam hal ini Sigit menekankan sektor telekomunikasi tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada mekanisnya pasar, kan karena adanya penggunaan sumberdaya terbatas yang perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan nasional (national interest).

“Termasuk di dalamnya mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerataan pembangunan, menumbuhkan ekonomi yang dapat memakmurkan bangsa, menjaga kedaulatan dan seterusnya,” tandasnya.

Sekedar tambahan, Layanan streaming film Netflix yang telah mendulang untung dari serial Squid Game, tercatat telah mengantongi pendapatan sebesar US$ 7,3 miliar atau sekitar Rp 104,1 triliun (kurs Rp 14.263/US$) pada kuartal II-2021.

Jumlah ini naik 19,4% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar US$ 6,1 miliar. Pendapatan operasional perusahaan tercatat naik 36% (yoy) menjadi U$1,8 miliar.

Sementara, laba bersih Netflix mencapai US$ 1,3 miliar. Adapun, jumlah pelanggan Netflix mencapai 209 juta di seluruh dunia pada kuartal II-2021. Pelanggan terbanyak berasal dari Amerika Serikat, yakni sebanyak 73,9 juta. Kemudian, pelanggan dari Eropa, Timur Tengah, dan Afrika sebanyak 68,7 juta. Amerika Latin dan Asia Pasifik menyusul masing-masing sebanyak 38,6 juta dan 27,8 juta.

Terima kasih telah membaca artikel

SK Broadband Jegal Netflix, Mastel: Butuh Keberanian Pemerintah Mengatur OTT