
Kasus COVID-19 RI Melandai, Kapan Bisa Hidup Tanpa Masker?

Jakarta –
Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Rata-rata tingkat positivity rate, sejauh ini di bulan September, sudah berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 4,92 persen.
“Sekarang kita lihat di bulan September ini berhasil di bawah 5 persen standar dari WHO,” kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, dalam diskusi virtual BNPB, Rabu (15/9/2021).
“Jadi standar dari WHO untuk melihat apakah pandemi dapat terkendali atau tidak dengan target positivity rate di bawah 5 persen,” sambungnya.
Kapan masyarakat bisa hidup normal tanpa menggunakan masker?
Menurut Dewi, butuh usaha yang lebih kompak lagi dalam menerapkan protokol kesehatan dari masyarakat agar COVID-19 dapat terkendali. Pasalnya, ketika pembatasan sudah mulai dilonggarkan dan aktivitas kembali normal secara perlahan, risiko penularan virus Corona tetap ada.
“Ketika kita sudah beraktivitas di fasilitas publik, itu berarti tempat pertemuan lebih dari satu orang. Mau nggak mau kita butuh komitmen di sana, kenapa akhirnya value atau nilai gotong royong diterapkan di sini,” ujar Dewi.
“Karena nggak bisa juga cuma saya yang pakai masker, tapi yang lain nggak pakai masker misalnya. Selama pandemi ini belum dicabut statusnya, ini berarti masih happening di seluruh dunia,” lanjutnya.
Maka dari itu, kata Dewi, selama status pandemi COVID-19 masih berlangsung dan risiko penularan virus Corona masih tinggi, kita tetap dianjurkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Terlebih dengan munculnya berbagai varian baru Corona yang bisa menjadi ancaman akan adanya lonjakan kasus berikutnya.
“Jadi untuk saat ini belum boleh kita lengah dengan kondisi yang ada, kita harus tetap konsisten, tetap waspada, tetap melaksanakan 3M sebagai perlindungan utama, 3T dikerjakan pemerintah daerah, vaksinasi kita dorong sama-sama agar angkanya lebih tinggi lagi,” tuturnya.
Kasus COVID-19 RI Melandai, Kapan Bisa Hidup Tanpa Masker?
