8 Tips Isolasi Mandiri Jika Kena COVID-19 Gejala Ringan dan Tak Bisa ke RS

Jakarta

Padatnya rumah sakit akibat lonjakan kasus positif COVID-19 setiap harinya di Indonesia, membuat seseorang yang positif COVID-19 dengan gejala ringan harus menjalani isolasi terpadu atau isolasi mandiri di rumah. Pemerintah menetapkan, isolasi di rumah sakit hanya untuk pasien bergejala sedang-berat.

Melakukan isolasi mandiri dengan benar dan disertai pengawasan dokter adalah hal yang wajib saat melakukan penanganan dini. Menurut dokter sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, ada dua hal utama yang perlu diketahui pasien COVID-19 saat menjalani isolasi mandiri.

Pertama, cipratan liur atau droplet yang dikeluarkan melalui hidung atau mulut dari seorang pasien positif COVID-19, bisa menularkan virus ke orang lain di sekitarnya. Itu mengapa seorang pasien COVID-19 harus menjaga jarak dengan orang lain. Kedua, tetap menjaga diri agar kondisi tubuh tidak semakin memburuk.

Ari mengungkapkan bahwa orang yang positif COVID-19 memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah sekali terinfeksi oleh penyakit lain. Apalagi jika pasien tersebut memiliki penyakit bawaan atau komorbid yang bisa menyebabkan sejumlah komplikasi serius, seperti hiperkoagulasi. Hal ini tentunya harus diantisipasi dan diberi penanganan cepat.

Selain dua hal utama itu, dr Ari juga menjelaskan sejumlah tips isolasi mandiri di rumah untuk orang yang positif COVID-19 dengan gejala ringan. Dikutip dari kanal YouTube @Apa Kata Dokter Ari, seizin yang bersangkutan, berikut rangkumannya.

1. Tinggal di Ruangan yang Terpisah dari Orang Lain

Apabila seseorang dinyatakan positif COVID-19 dan memungkinkan untuk isolasi mandiri di rumah, usahakan untuk tinggal di satu kamar yang berbeda dari orang lain atau keluarga. Usahakan juga kamar tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik agar udara dapat keluar masuk.

“Pertama, tentu diusahakan apabila memang ini berada dalam satu kamar, kamar hanya berisikan kita sendiri di sini. Ada beberapa tempat isolasi untuk berdua artinya bisa saja memang suami istri karena sama-sama ternyata positif COVID-19. Tapi, diusahakan memang sendiri dan diusahakan juga sirkulasi udara kamar ini baik,” ucap dr Ari.

2. Memiliki Kamar Mandi Sendiri

Selain kamar, usahakan memiliki kamar mandi yang terpisah pada saat isolasi mandiri di rumah. Menurut dr Ari, seseorang yang positif COVID-19 kemungkinan akan mengeluarkan dahak, ingus, dan lainnya pada saat mandi, sehingga bisa saja virus-virus tersebut menempel di dinding kamar mandi atau area sekitarnya.

Apabila tidak memungkinkan untuk terpisah, kamar mandi harus segera dibersihkan setelah digunakan oleh pasien.

“Buat yang membersihkan pun juga harus benar-benar memperhatikan paling tidak dia harus menggunakan masker dan sarung,” ujar dr Ari.

3. Bagaimana dengan Makan dan Minum?

Ketika isolasi mandiri, makanan dan minuman bisa disediakan oleh orang lain dengan menaruhnya di depan pintu kamar pasien COVID-19.

“Makanan ditaruh di meja di depan kamarnya, kemudian pengantar makanan dapat memberitahu makanan sudah datang setelah ia mengantarkannya atau posisi jauh, baru pasien dapat mengambilnya,” ucapnya.

Apabila jaraknya sangat jauh, pasien bisa keluar kamar dengan menggunakan masker. Hal ini berguna untuk mencegah penularan kepada orang lain di sekitar.

4. Membersihkan Baju, Ruangan Kamar, dan Kamar Mandi Sendiri

Apabila pasien COVID-19 memiliki tenaga yang lebih, sebaiknya membersihkan ruangan dan kamar mandi sendiri. Hal ini supaya orang lain di sekitar tidak tertular percikan batuk atau bersin yang menempel di ruangan dan kamar mandi.

Lalu, bagaimana dengan baju? Menurut dr Ari, pasien bisa memasukkan baju kotornya ke dalam suatu ember tertutup, yang nantinya akan diambil oleh orang lain menggunakan masker dan sarung tangan untuk dibawa ke tempat cucian.

“Langsung dibawa ke tempat cucian dan saat itu tidak boleh juga diterbang-terbangkan. Langsung saja dicelupkan dan direndam di dalam air disinfectant atau air sabun pun rasanya virusnya juga akan mati ketika direndam untuk beberapa waktu, baik 30 menit atau 1 jam tergantung keadaan,” kata dr Ari.

5. Tetap Tenang dan Cukup Tidur

dr Ari mengungkapkan bahwa seseorang yang menjalani isolasi mandiri harus tetap dalam keadaan tenang dan menghindari aktivitas berat yang mengganggu waktu istirahat.

“Dalam kondisi seperti ini, apalagi pada minggu-minggu pertama yang terpenting adalah tidur kita harus cukup,” tuturnya.

6. Nafsu Makan Harus Baik

Pola makan harus dijaga sebaik mungkin untuk menghindari masalah pencernaan. Menurut dr Ari, sebagian pasien COVID-19 ada yang mengalami stres hingga akhirnya memiliki masalah pencernaan, seperti maag. Jika sudah seperti ini, usahakan untuk berkonsultasi pada dokter atau mengkonsumsi obat untuk mengatasi maag.

7. Harus Berhubungan dengan Dokter atau Unit Pelayanan Kesehatan

Wajib sekali menjalin komunikasi dengan dokter atau pelayanan kesehatan untuk mendapatkan instruksi dari dokter ataupun unit pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas.

“Jadi memang sebaiknya ketika kita mulai isolasi mandiri, Anda harus lapor kepada pihak yang mendiagnosis pertama saat itu, misalnya kalau ini tegakan dari rumah sakit, sebaiknya konsultasi dengan dokter rumah sakit,” tutur dr Ari.

“Sekali lagi isolasi mandiri tetap dalam keadaan terpantau yang artinya apabila Anda membutuhkan bantuan medis, Anda bisa kontak dengan orang atau nomor yang sudah Anda punya,” lanjutnya.

8. Bagaimana dengan Obat-obatan dan Vitamin?

Menurut dr Ari, obat-obatan boleh dikonsumsi sesuai dengan arahan dan petunjuk dokter. Sedangkan untuk vitamin, biasanya pengidap COVID-19 akan mengkonsumsi vitamin D 5.000, vitamin C, vitamin E, dan multivitamin lain atau zinc.

Itulah tips isolasi mandiri yang bisa diperhatikan untuk para pasien COVID-19 menurut dokter Ari sekaligus Dekan FKUI. Usahakan untuk tetap berhubungan dengan dokter dan menjaga protokol kesehatan.


Terima kasih telah membaca artikel

8 Tips Isolasi Mandiri Jika Kena COVID-19 Gejala Ringan dan Tak Bisa ke RS