7 Pemicu Serangan Jantung yang Kerap Tak Disadari

Jakarta –
Serangan jantung terjadi karena banyak hal, termasuk saat aliran darah yang mengandung oksigen ke jantung tersumbat. Jika aliran yang tersumbat tidak segera dibuka kembali, bagian jantung yang biasanya diberi makan oleh aliran darah tersebut akan mati. Semakin lama seseorang tidak menjalani pengobatan, semakin besar kerusakannya.
Penyebab serangan jantung paling umum adalah penumpukan lemak, kolesterol dan zat lainnya, yang membentuk plak di arteri yang memberi makan jantung. Gejala serangan jantung bisa langsung dan intens. Namun, lebih sering, gejala mulai perlahan dan bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum serangan jantung.
Dikutip dari Web MD, berikut penyebab serangan jantung yang kerap disepelekan.
1. Polusi udara
Serangan jantung lebih sering terjadi ketika tingkat polusi udara tinggi. Orang yang sering menghirup udara kotor lebih mungkin mengalami penyumbatan arteri dan penyakit jantung.
2. Makan berlebihan
Ketika mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus, hal tersebut dapat memicu serangan jantung. Kondisi tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, dan memicu serangan jantung pada beberapa orang.
Makanan yang sangat berlemak juga dapat menyebabkan lonjakan lemak dalam darah, dan hal itu juga dapat merusak beberapa pembuluh darah untuk sementara.
3. Bangun tidur
Serangan jantung lebih sering terjadi di pagi hari. Otak akan membanjiri tubuh dengan hormon untuk membantu Anda bangun, dan itu memberi tekanan ekstra pada jantung.
Saat bangun tidur kita akan mengalami dehidrasi setelah tidur lama, yang bisa membuat jantung bekerja lebih keras juga. Oleh karena itu penting untuk minum air putih ketika bangun tidur untuk memberikan asupan cairan pada tubuh.
4. Kurang tidur
Kurang tidur dapat membuat lebih cepat lelah dan mudah marah. Kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa orang yang biasanya tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang tidur 6 sampai 8 jam.