4 Fakta Cardiac Arrest, Dialami Christian Eriksen Saat Kolaps

Jakarta –
Gelandang Denmark Christian Eriksen kolaps dalam laga Euro 2020 antara Denmark vs Finlandia karena mengalami cardiac arrest atau henti jantung. Menurut ahli, henti jantung memang merupakan penyebab umum seseorang kolaps mendadak saat berolahraga.
Meski demikian, dokter yang pernah merawat Eriksen menyebutkan bahwa pemain Inter Milan tersebut tidak memiliki riwayat masalah jantung.
“Orang ini rutin menjalani tes dan hasilnya selalu baik hingga 2019. Jadi bagaimana Anda menjelaskan dugaan serangan jantung ini?” ujar Sanjay Sharma, ahli jantung dari St George’s University of London yang memeriksa Eriksen di Tottenham Hotspurs.
Dikutip dari Healthline, cardiac arrest atau henti jantung sendiri merupakan kondisi serius pada jantung, di mana apabila terjadi, jantung mendadak berhenti berdetak.
1. Penyebab cardiac arrest
Terdapat dua faktor umum yang bisa menyebabkan terjadinya henti jantung mendadak, yaitu fibrilasi ventrikel dan fibrilasi atrium. Fibrilasi ventrikel (VF) merupakan kondisi di mana irama jantung berubah drastis menjadi cepat.
Saat terjadi, VF bisa menyebabkan penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Pada beberapa kasus, sirkulasi darah bisa berhenti total dan menyebabkan kematian mendadak.
Sementara itu, fibrilasi atrium terjadi ketika bilik atas jantung tidak bekerja sama dengan bilik bawah, sehingga menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur. Akibatnya, regulasi darah yang dipompa menjadi tidak efisien.
2. Faktor risiko
Beberapa kondisi jantung dan faktor kesehatan bisa meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami cardiac arrest, beberapa di antaranya adalah:
- Penyakit jantung koroner
- Jantung besar
- Katup jantung tidak teratur
- Penyakit jantung bawaan
- Merokok
- Tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Memiliki riwayat penyakit jantung
- Pria berusia di atas 45 tahun, wanita berusia di atas 55 tahun.
3. Gejala
Gejala awal cardiac arrest merupakan tanda yang harus diwaspadai. Oleh karenanya, penting untuk melakukan penanganan sebelum jantung benar-benar berhenti berfungsi.
Berikut sejumlah gejala yang bisa dialami:
- Pusing
- Napas pendek
- Kelelahan atau lemas
- Muntah
- Jantung berdebar-debar.
Adapun gejala yang menandakan pasien membutuhkan penanganan darurat, yakni:
- Nyeri di dada
- Denyut nadi berhenti
- Kesulitan bernapas atau berhenti bernapas
- Tidak sadarkan diri
- Pingsan.
4. Penanganan dan pencegahan
Apabila melihat seseorang yang mengalami cardiac arrest, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan tindakan CPR (cardiopulmonary resuscitation). Bagi pasien yang pernah mengalami henti jantung, terdapat hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan mendadak lainnya, yaitu:
- Pengobatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
- Olahraga yang melatih kesehatan kardiovaskular.
- Perubahan gaya hidup dan pola makan untuk membantu menurunkan tekanan darah.
- Operasi untuk memperbaiki pembuluh darah yang rusak.