25 Mitos-Fakta Menyusui Menurut dr Reisa Broto Asmoro

Jakarta –
Menyusui merupakan masa-masa terpenting dalam kehidupan ibu dan bayi. Selain memenuhi kebutuhan nutrisinya, menyusui juga berperan dalam membangun keterikatan emosional dengan si kecil.
Setiap ibu selalu ingin memberikan ASI yang terbaik untuk si kecil, apalagi jika menyusui merupakan pengalaman pertama. Tentunya, para ibu membutuhkan banyak informasi dan saran dari orang-orang yang berpengalaman dalam menyusui.
Namun, informasi tersebut tidak boleh ditelan mentah-mentah begitu saja. Perlu adanya pengecekan pada sumber-sumber terpercaya untuk mengetahui kebenaran dari informasi yang diterima.
Untuk menjawab semua pertanyaan para ibu tentang proses menyusui, berikut 25 mitos dan fakta seputar menyusui dari dokter Reisa yang dikutip dari Haibunda.
1. Payudara yang berukuran kecil tidak dapat menghasilkan banyak ASI
Banyak orang percaya payudara kecil tidak bisa menghasilkan ASI sebanyak payudara yang besar. Namun jangan khawatir, sebab ini hanyalah mitos belaka.
Faktanya, payudara yang berukuran kecil tidak mempengaruhi jumlah suplai ASI. “Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu,” tutur dr Reisa.
2. Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui
Di antara para ibu mungkin merasa khawatir tidak bisa memberikan ASI kepada si kecil karena memiliki puting yang rata atau tenggelam. Dari mitos yang beredar, puting yang tenggelam juga dipercaya tidak dapat menyusui buah hati.
Padahal faktanya, puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui. Karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting.
“Bayi menyusui di area areola dengan pelekatan yang baik. Oleh karena itu sangat penting bagi ibu hamil sebelum melahirkan konsultasi dengan ahli laktasinya, untuk diajarkan cara pelekatan secara tepat,” kata dr Reisa.
3. ASI belum keluar pada hari pertama setelah melahirkan
Para ibu mungkin sering mendengar dari orang-orang sekitar, bahwa ASI tidak akan keluar pada hari pertama pasca melahirkan. Namun kenyataanya itu hanyalah mitos.
Faktanya, meskipun tidak terasa, ASI akan langsung keluar setelah melahirkan ketika si kecil menyusu.”Meskipun jumlahnya sedikit tapi cukup lho, untuk kebutuhan bayi saat itu. Bayi yang menyusui akan cepat merangsang ASI supaya cepat keluarnya,” jelasnya.
4. ASI kolostrum tidak baik untuk bayi
Kolostrum merupakan makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara ibu, sebelum ASI. Kandungan kolostrum dipercayai oleh banyak orang itu tidak baik untuk kesehatan si kecil. Namun faktanya hal itu hanya mitos.
Faktanya kolostrum adalah zat yang paling baik bagi bayi. “Jadi kolostrum itu mengandung zat untuk kekebalan tubuh dan juga protein yang kaya sekali dan zat lainnya yang dibutuhkan untuk kesehatan si bayi,” ujar dr Reisa.
5. ASI eksklusif berarti boleh memberikan susu formula
Banyak para ibu yang merasa khawatir si kecil kekurangan asupan ASI. Sehingga pada akhirnya ibu memberikan sufor atau susu formula sebagai tambahan. Atau bahkan mencampurkan ASI eksklusif dengan sufor.
Padahal kenyataannya, ASI eksklusif hanya boleh memberikan ASI saja. “Jadi tidak boleh diberikan sufor atau jenis makanan lain,” kata dr Reisa.
6. ASI eksklusif tidak dapat dilakukan bila sang ibu bekerja
Ibu yang menjadi seorang working mom, mungkin berpikir tidak akan bisa memberikan ASI eksklusif untuk penuhi kebutuhan si kecil. Padahal mitos itu tidak benar.
Faktanya, ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif nih. “Bawa saja pumping kemana pun, dan simpan kemudian berikan kepada sang bayi,” ujar dr Reisa.
7. Hingga 6 Bulan ASI saja tidak cukup bagi bayi
Mungkin orang tua, kerabat, atau mertua mengatakan ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi. Sehingga perlu memberikan tambahan lain. Padahal hal itu hanya mitos.
“Faktanya semua kebutuhan bayi sampai usia enam bulan terpenuhi oleh ASI saja,” jelasnya.
8. Pisang dapat menyembuhkan diare pada bayi
Konsumsi pisang sering disebut-sebut bisa bantu menyembuhkan diare pada si kecil. Seringnya, bayi yang berusia di bawah 6 bulan diberi pisang dengan cara dikerik.
dr Reisa mengungkapkan bahwa hal ini tidaklah benar. “Makanan padat tidak dapat diolah dengan baik oleh usus bayi hingga usianya enam bulan, sehingga ini tidaklah benar,” tutur dr Reisa.
9. Susu formula sama baiknya dengan ASI
Fenomena yang berkembang di tengah masyarakat pula ialah para ibu memberikan susu formula sebagai tambahan ASI. Bahkan dipercaya memiliki manfaat yang sama dengan ASI.
Menurut dokter Reisa, hal ini tentu adalah mitos. “Faktanya, tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI dalam enam bulan pertama,” jelasnya.
KLIK DISINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA