117 Orang Tewas karena Corona Tiap Jam, Gelombang COVID-19 India Makin ‘Brutal’

Jakarta

Krisis COVID-19 di India terus memburuk, semakin banyak pasien yang meninggal karena COVID-19 sebelum mendapat pertolongan, imbas jumlah infeksi harian membludak hingga melebihi 350 ribu kasus per hari.

Dr Gautam Singh menggambarkan situasi krisis India dengan bunyi ‘bip’ pada ventilator tak kunjung henti setiap harinya, hal ini menandakan tingkat oksigen sangat rendah. Pasien mulai terengah-engah di ruang IGD New Delhi, tempat salah satu dokter dari India ini bekerja.

Ia pun ‘mengemis’ pasokan oksigen kepada RS lainnya untuk menjaga pasien agar tetap hidup, setidaknya satu hari ke depan. Namun, persediaan oksigen di RS terdekat lainnya juga habis, ia hanya bisa meminta tolong lewat media sosial miliknya.

“Tolong kirim oksigen ke kami. Pasien saya sekarat,” kata dokter tersebut dengan suara tercekat, dikutip dari Newscomau.

India sempat berhasil menekan infeksi harian COVID-19 di awal tahun, tetapi karena protokol kesehatan diabaikan imbas euforia vaksinasi, gelombang kedua Corona yang dihadapi kini lebih memilukan, demikian keprihatinan WHO.

Pesan SOS dikirim dokter India untuk menandakan kondisi di sana sudah mengkhawatirkan. Selain pasokan oksigen yang habis, unit perawatan intensif juga sudah membludak hingga pasien harus berbaring di jalanan.

117 orang meninggal karena Corona setiap jam

Saat jumlah korban tewas terus meningkat, beberapa kota di India kehabisan krematorium. Akibatnya, mereka mencari tumpukan kayu yang tersisa hingga menebang pohon setempat, dan membakar jenazah COVID-19 di udara terbuka.

Nyaris 3 ribu kasus kematian COVID-19 tercatat, dengan sekitar 117 orang India meninggal karena Corona setiap jam-nya. Para ahli mengatakan angka itu bahkan jauh dari yang sebenarnya terjadi di lapangan.

“Saya merasa tidak berdaya karena pasien saya bertahan hidup dari jam ke jam,” kata Singh dalam wawancara telepon.

Situasi COVID-19 di India diprediksi akan terus memburuk

Krishna Udayakumar, direktur pendiri Pusat Inovasi Kesehatan Global Duke di Universitas Duke, mengatakan krisis COVID-19 di India akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

“Situasi di India tragis dan kemungkinan akan menjadi lebih buruk selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan,” katanya, menambahkan bahwa ‘upaya global bersama untuk membantu India pada saat krisis ini’ sangat dibutuhkan.

Banyak negara berbondong-bondong membantu India seperti Amerika Serikat hingga Jerman, meringankan beban fasilitas kesehatan di India yang sudah kehabisan stok alat kesehatan, seperti pasokan oksigen, tes diagnostik, perawatan, ventilator, dan APD.

Gelombang kedua COVID-19 India bak bom waktu

Banyak dari mereka yang tak sadar potensi gelombang kedua COVID-19 yang dihadapi kini, lebih buruk dari wabah COVID-19 di awal penyakit merebak. Usai gelaran festival agama hingga demonstrasi politik dimulai, pasien COVID-19 yang berdatangan ke RS seperti bom waktu.

Pasalnya, banyak di antara mereka yang mengalami kondisi kritis berada di usia muda. Kondisi ini bahkan dialami seorang ibu rumah tangga di New Delhi yang mencari tabung oksigen untuk keluarganya di tengah keputusasaan.

Ia menelepon ke rumah sakit dan nomor saluran bantuan pemerintah yang tak terhitung jumlahnya, tetapi tak kunjung mendapat bantuan. Menjelang malam, anggota keluarganya sudah semakin kritis.

“Saya siap untuk yang terburuk,” kata Kumar, merasa putus asa.


Terima kasih telah membaca artikel

117 Orang Tewas karena Corona Tiap Jam, Gelombang COVID-19 India Makin ‘Brutal’