Warga Ziarah Kubur Meski Dilarang, PWNU DKI: Anies Tak Paham Betawi

Jakarta –
Sejumlah tempat pemakaman umum (TPU) di wilayah DKI Jakarta diramaikan warga yang melakukan ziarah kubur meski ada larangan selama libur Lebaran dari Pemprov DKI Jakarta. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Syamsul Ma’arif menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak paham soal ziarah kubur yang merupakan bagian budaya Betawi.
Ketua PWNU DKI Jakarta Syamsul Ma’arif awalnya menjelaskan bahwa sebaiknya ziarah kubur diatur pelaksanaannya aman dari COVID-19. Semisal, jumlah peziarah dibatasi dan diawasi petugas.
“Saya sudah berpendapat bahwa akan lebih baik diatur dari pada dilarang. Diatur secara baik, jauh-jauh hari diimbau, misalnya orang ziarah itu dibatasi satu mobil satu keluarga, satu-dua orang cukup, dipantau secara baik, dari pada larangan,” kata Syamsul Ma’arif kepada wartawan, Kamis (13/2/2021).
Menurut Syamsul, ada yang tak konsisten dari keputusan Pemprov DKI Jakarta, semisalnya tempat hiburan dan wisata dibuka selama libur Lebaran, sementara ziarah kubur dilarang. Ini yang menurut Syamsul cenderung membuat warga melawan.
“Kalau larangan, orang melawan, karena orang akan berpendapat pemerintah ini tidak konsisten, tempat-tempat hiburan dibuka. Sama, salat taraweh dibiarkan, biasa, enggak ada larangan, Salat Id, biasa, enggak ada larangan,” ujarnya.
“Tapi kuburan dilarang, nah mestinya diatur saja dengan ketat, di sana ada Satpol PP, dibatasi waktu tidak boleh lebih dari 10 menit misalnya, satu kuburan itu hanya dua orang, enggak ada kerumunan, kalau dari jauh-jauh hari. Ini kan orang cenderung melawan kalau dilarang begitu,” tambahnya.
Oleh sebab itu, menurut Syamsul, Anies Baswedan selaku pejabat tertinggi di DKI Jakarta tak paham soal budaya Betawi. Menurut Syamsul, ziarah kubur merupakan bagian dari budaya Betawi yang dilakukan sekali dalam setahun.
“Gubernur tidak paham budaya Betawi. Budaya Betawi itu memang ziarah kubur setahun sekali. Saya setuju dilarang sebetulnya, tetapi, dilihat dari kultur dong, gubernur tidak menjadikan kultur Betawi,” imbuhnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya: