
Wakil Rakyat Merasa Direndahkan saat Fahri Hamzah Kritik Rapat dengan Perusahaan

Jakarta –
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah mengkritik Komisi VI DPR RI yang disebutnya hanya mengurusi BUMN ‘berlemak’, hingga adanya amplop berseliweran. Merasa direndahkan, anggota Komisi VI DPR menepis seluruh kritik Fahri Hamzah.
Kritik Fahri Hamzah itu dilontarkan saat debat panas dengan anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade dalam acara ‘Adu Perspektif’ detikcom-Total Politik pada Rabu (16/2/2022). Saat itulah Fahri menyinggung soal amplop berseliweran di Komisi VI DPR.
“Kalau soal BUMN ya memang saya kan memprotes rapat dengan BUMN itu kira-kira 2005-2006. Anda cari di beberapa media, saya pernah komplain tentang amplop yang berseliweran di Komisi VI 2005-2006, itu,” ujar Fahri.
Fahri kemudian menyentil DPR yang kerap menggelar rapat hanya dengan BUMN ‘berlemak’. Sedangkan, sambung Fahri, BUMN yang ‘kurus’ tak diperhatikan.
“Mohon maaf ya, kan ini rapatnya kan dengan yang banyak duitnya, ya kan. Kan dengan yang berlemak ini rapatnya, kan yang kurus-kurus, yang mau mati nggak diurus. Jadi sebenarnya mohon maaf ini, Bung Andre, saya ngertilah argumennya dari A sampai Z, tetapi menurut saya jangan lagi karena itu sudah punya mekanismenya,” ujar Fahri.
Wakil Ketua DPR RI 2014-2019 itu meminta kultur yang disebut masih berlangsung itu dihentikan. Fahri juga menyinggung kebiasaan anggota DPR mengajak para direksi BUMN bermain golf.
“Korporasi itu serahkan kepada mekanisme pasar, dia yang akan menciptakan kultur baik di dalam korporasi. Tapi kalau Anda ajak panggil terus main golf, nanti karaoke dan sebagainya itu rusak,” ujar dia.
Fahri juga mendesak Komisi VI DPR berhenti rapat dengan direksi BUMN. Dia menegaskan tak seharusnya DPR rapat dengan direksi BUMN dan seharusnya lebih fokus kepada pejabat politik.
Fahri Hamzah debat panas dengan Andre Rosiade soal BUMN (dok.detikcom)
|
Andre Rosiade Tepis Kritik Fahri
Andre Rosiade menepis kritik Fahri Hamzah. Dia memastikan rapat Komisi VI DPR dengan BUMN berjalan transparan. Menurut Andre, masyarakat bisa melihat langsung ada atau tidaknya ‘titipan’ pertanyaan dalam rapat seperti yang disebut Fahri.
“Rapat Komisi VI ini sekarang DPR transparan, seluruh rapat itu disiarkan di media sosial, YouTube, Facebook, TV parlemen. Rakyat bisa menilai secara langsung apakah memang rapat kerja atau rapat dengar pendapat dengan Menteri BUMN atau BUMN-BUMN itu ada politisasinya atau titipan-titipan pertanyaan seperti yang disampaikan Bang Fahri. Yang saya rasakan sekarang produktif,” ujar Andre.
Andre mengatakan kerja anggota Komisi VI DPR periode sekarang seperti cuci piring. Dia menyebut banyak BUMN yang bermasalah dan harus diselesaikan.
“Bagaimana kita menyelesaikan BUMN-BUMN yang banyak bangkrut sekarang, BUMN-BUMN yang bermasalah karena kebijakan masa lalu, dan alhamdulillah ini, Bang Fahri, saya laporkan saat ini, Bang, tercatat laba bersih meningkat signifikan 2021 mencapai Rp 61 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp 13 triliun. Itu karena siapa? Karena fungsi pengawasan DPR di Komisi VI,” ujar Andre.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Wakil Rakyat Merasa Direndahkan saat Fahri Hamzah Kritik Rapat dengan Perusahaan
