Waket MPR Dorong Masifkan Upaya Cegah Kanker Payudara di Usia Muda

Jakarta

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menyebut bahaya kanker payudara mulai menghampiri kalangan usia muda dan generasi Z. Untuk itu, dia mendorong adanya cetak biru yang jelas guna menekan angka kematian akibat kanker payudara.

“Pihak civil society, government dan kalangan bisnis harus berkolaborasi dengan baik dalam mengupayakan tercapainya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik,” katanya dalam keterangannya, Kamis (14/10/2021).

Dalam diskusi daring bertema Edukasi ‘Pita Merah Pink’: Remaja Z dan Perempuan Milenial dalam rangka Bulan Kanker Payudara yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, kemarin (13/10), Lestari menjelaskan pemerintah perlu memberi perhatian khusus serta ruang yang lebih luas dalam kebijakan anggaran untuk memasifkan upaya-upaya pencegahan kanker payudara.

Rerie, sapaan akrab Lestari berharap kesadaran terhadap ancaman kanker payudara pada kalangan perempuan usia muda juga bisa terus ditingkatkan lewat edukasi secara menyeluruh terhadap masyarakat.

Menurut Rerie hal-hal terkait cara deteksi dini kanker payudara harus dipahami oleh masyarakat. Namun hal ini dinilainya masih jadi pekerjaan rumah bersama.

Hal senada dikatakan oleh Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Agum Gumelar. Linda menyebut tingginya ancaman kanker payudara perlu diatasi sejak di hulu. Sehingga dia pun mendorong adanya langkah preventif untuk mencegah kanker payudara sejak dini.

Diakui Linda, terjadi hambatan informasi terkait proses pemahaman masyarakat di Indonesia tentang upaya-upaya preventif seperti Sadari dan Sadanu, yang disebabkan kendala geografis. Karena itu, lanjut dia, berbagai upaya untuk mengatasi hambatan tersebut harus segera dilakukan agar upaya preventif dapat dilakukan secara masif.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam mengatakan salah satu masalah utama yang dihadapi yaitu adanya berita-berita hoax tentang kesehatan, termasuk tentang kanker payudara yang beredar di masyarakat. Akibatnya, banyak pasien kanker terlambat mendapat pengobatan secara medis. Padahal, dia menilai keterlambatan pasien kanker dalam menerima pengobatan berdampak buruk dari sisi kesehatan dan finansial.

Ari pun menyarankan agar dilakukan edukasi lewat media sosial guna menangkal serbuan berita hoax. Tenaga kesehatan dan institusi kesehatan, lanjut dia, diharapkan juga memanfaatkan media sosial untuk berpartisipasi dalam mengedukasi masyarakat lewat menyebarkan informasi kesehatan yang benar dan mudah dipahami.

“Pekerjaan rumah bagi kita adalah bagaimana masyarakat mampu memilah antara berita-berita yang benar dan hoax. Karena berdasarkan survei Masyarakat Telekomunikasi pada 2017, 41,2% berita hoax terkait tentang informasi kesehatan,” terangnya.

Di sisi lain, Ketua Perhompedin Cabang Jakarta, Ronald A Hukom menjelaskan ditemukannya kanker payudara pada usia muda kemungkinan besar dipicu faktor genetik, meski secara umum faktor genetik memicu kanker hanya 5-10%. Menurutnya, penanganan multidisiplin dalam proses penanganan kanker pada pasien usia muda harus diperbaiki. Karena, kanker payudara yang dialami pasien usia muda biasanya lebih agresif ketimbang kanker yang menyerang pasien usia lanjut.

Sementara itu, Ketua Umum CISC Aryanthi Baramuli berharap upaya edukasi dengan informasi yang benar tentang kanker payudara disampaikan secara masif melalui berbagai cara, baik secara langsung lewat penyuluhan, sosial media, media massa, dan film.

Dikatakannya, upaya Sadari harus ditindaklanjuti dengan kemudahan akses untuk mendapatkan diagnosa secara medis, sehingga masyarakat benar-benar terlindungi dari potensi serangan kanker payudara.

Sementara itu, Pegiat di Milenial Goes Pink, Tania Nordina dan artis Andini Aisyah mengungkapkan pengalaman mereka dalam menghadapi penderita kanker payudara usia muda. Rendahnya pengetahuan para perempuan usia muda terkait kanker payudara disebutnya jadi salah satu penyebab meningkatnya penderita kanker payudara di usia muda saat ini.

Menanggapi hal itu, salah seorang jurnalis, Siswantini Suryandari mengatakan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi harus disebarluaskan kepada masyarakat sejak usia dini dengan penyampaian yang tepat dan mudah dipahami. Hal ini agar kepedulian masyarakat tentang kesehatan organ reproduksi dan kesehatan secara umum bisa ditingkatkan.

(fhs/ega)

Terima kasih telah membaca artikel

Waket MPR Dorong Masifkan Upaya Cegah Kanker Payudara di Usia Muda