
Twitter dan Speak Up Berujung Bencana di KPK

Jakarta –
Kasatgas Penyelidik Iguh Sipurba dan Kasatgas Pembelajaran Internal Hotman Tambunan mengetahui nama yang tidak lolos pegawai KPK dari sosial media. Nama pegawai yang tidak lolos menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) KPK itu diketahui bocor di sosial media Twitter.
“Nama-nama, waktu itu mungkin sekitar 30 – 40 nama yang disebut ya. Saya lupa berapa persisnya. Tidak semuanya disebut dan nama saya termasuk dalam yang disebut,” ujar Iguh dalam program Sosok di detikcom.
“Padahal saya tidak punya twitter jadi saya tidak pernah tahu. Informasinya dari twitter itu ada,” sambung pria lulusan STAN.
Iguh mengaku heran begitu tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Waktu itu isu pegawai KPK Radikal dan Taliban sudah jadi bahan omongan di media sosial.
“Ini apa maksudnya ya? Kok ada nama saya di situ? Kira-kira apa ya kesalahan saya menjawab atau menuliskan jawaban dalam Tes Wawasan Kebangsaan? Memang benar saya tidak akan 100% ideal, tapi saya merasa tidak seradikal atau se-anti pemerintah yang saya bayangkan,” tuturnya
Istilah label merah dan tidak bisa dibina kata Iguh menjadi semacam label atau sitgma buruk. Kondisi itu mengusik rasa khawatir sang istri.
“Artinya, ini ada hal-hal yang tidak beres. Ini sangat mengusik perasaan istri saya terutama.Terkait dengan sikap orang tua dalam hal ini, terus terang sampai detik ini saya belum memberitahukan secara resmi,” ujarnya.
Sementara Kasatgas Pembelajaran Internal KPK Hotman Tambunan mengaku tidak heran ketika namanya beredar di sosial media tidak lolos ASN. Pasalnya jauh sebelum Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sudah ada sinyal yang dirasakan pegawai.
“Walaupun tidak secara formal diberi tahu oleh pimpinan informasi itu. Tapi di kalangan pegawai sudah beredar isu bahwa TWK ini akan digunakan untuk tidak meloloskan beberapa orang. Itu sudah beredar,” ujar Hotman.
Hotman menjelaskan kultur berani bicara sudah dibangun sejak pimpinan KPK jilid pertama. Dasarnya para pegawai ini bekerja berdasarkan UU Korupsi yang berlaku.
“Yang 40 nama inilah yang cenderung menjaga kultur dan nilai itu dengan cara berani bicara, berani speak up. Cluster WP, ini juga berani bicara. Seperti saya misalnya. Saya juga pernah menggugat pimpinan di PTUN.
Kemudian saya juga pernah menggugat di judicial review. Semua cluster judicial review kena semua. Jadi dari situ saya melakukan analisis, penilaian,” paparnya
Hotman mengatakan namanya masuk daftar pegawai tidak lolos ASN KPK. Dirinya juga sudah menyadari resiko kerja di KPK sejak awal masuk.
“Pada akhirnya mereka (keluarga) mengatakan ‘Ya sudah kamu sudah masuk ke sana, kamu sudah tahu resikonya, silakan dilakukan langkah-langkah yang perlu’. Kalau memang merasa diperlakukan tidak adil,” tutupnya.
(edo/gah)
Twitter dan Speak Up Berujung Bencana di KPK
