Turki Keluar dari Perjanian Eropa Tentang Pencegahan Kekerasan Terhadap Wanita

Ankara

Presiden Tayyip Erdogan menyatakan Turki keluar dari perjanjian Eropa tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Keluarnya Turki dari perjanjian tersebut memicu protes dan kritik dari sejumlah pihak.

Dilansir Reuters, Minggu (21/3/2021), perjanjian tersebut dibuat saat Konvensi Istanbul pada 2011 silam. Perjanjian itu dibuat untuk mencegah dan menghapus kekerasan dalam rumah tangga. Perjanjian itu juga mengusung kesetaraan gender.

Meski demikian, Pemerintah Turki tidak menjelaskan alasan keluar dari perjanjian tersebut. Sejumlah pihak telah melakukan protes atas keputusan itu.

“Setiap hari kami terbangun dengan berita tentang femisida,” kata Hatice Yolcu, seorang siswa di Istanbul, di mana ratusan wanita yang membawa bendera ungu berbaris memprotes penarikan tersebut.

“Kematian tidak pernah berakhir. Wanita mati. Tidak ada yang terjadi pada laki-laki,” katanya.

Sekretaris Jenderal Dewan Eropa, Marija Pejcinovic Buric, mengatakan keputusan yang diambil Turki merupakan sebuah bentuk “kehancuran”. Dia juga menilai keputusan itu merupakan kemunduran bagi Turki. Dia mengatakan da 47 negara yang tergabung dalam perjanjian tersebut.

“Langkah ini merupakan kemunduran besar … dan lebih menyedihkan karena membahayakan perlindungan perempuan di Turki, di seluruh Eropa dan sekitarnya,” katanya.

(man/man)

Terima kasih telah membaca artikel

Turki Keluar dari Perjanian Eropa Tentang Pencegahan Kekerasan Terhadap Wanita