
Trenggono Paparkan Kebijakan Penangkapan Terukur di World Ocean Summit

Jakarta –
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memaparkan kebijakan penangkapan terukur di hadapan ribuan peserta World Ocean Summit (WOS) ke-9, Selasa (1/3).
Trenggono mengatakan penerapan kebijakan ini merupakan bagian dari transformasi tata kelola sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mengedepankan prinsip ekonomi biru. Di hadapan ribuan peserta WOS, dirinya juga menyampaikan tentang Visi Indonesia 2045: Ekonomi Biru untuk Perikanan Indonesia.
“Transformasi perikanan Indonesia akan lepas landas pada tahun ini. Keseimbangan antara faktor ekologi dan ekonomi merupakan pedoman utama untuk berubah menjadi kebijakan perikanan masa depan negara kami,” ujar Trenggono dalam keterangan tertulis, Rabu (2/3/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan penerapan kebijakan penangkapan terukur merupakan satu dari tiga fase utama dalam transformasi tata kelola perikanan di Indonesia. Pada fase ini, kata Trenggono, kebijakan penangkapan ikan berbasis kuota akan dibarengi dengan restrukturisasi ekonomi nelayan dan budidaya ikan.
Sementara itu fase selanjutnya berupa percepatan pertumbuhan yang berfokus pada ekonomi biru. Dalam hal ini, pihaknya juga akan memperkuat pertumbuhan tersebut. Melalui fase-fase ini, Trenggono menilai Indonesia akan dapat menjadi pengelola perikanan berkelanjutan yang diakui dunia.
“Perikanan berbasis kuota akan menjadi alat utama kami untuk mempertahankan lingkungan laut dan pada saat yang sama memajukan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Menurut Trenggono, penerapan kebijakan penangkapan terukur merupakan wujud dari implementasi prinsip ekonomi biru. Dalam hal ini, Indonesia menjadikan prinsip ekonomi biru sebagai salah satu acuan utama untuk mewujudkan keberlanjutan laut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam presentasinya, Trenggono juga menayangkan video berdurasi dua menit, yang berisi tentang substansi kebijakan penangkapan terukur di Indonesia. Video tersebut menampilkan peluang investasi di bidang perikanan yang dapat dimanfaatkan para investor pasca diterapkan kebijakan tersebut.
“Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk memulihkan kesehatan laut dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, WOS ke-9 berlangsung secara virtual dari Lisabon, Portugal pada 1-4 Maret 2022. Lebih dari 140 pembicara hadir selama acara berlangsung dengan peserta mencapai 5.000 orang dari negara. Adapun para peserta merupakan perwakilan pemerintahan, pimpinan industri berbasis laut, akademisi, hingga civil society yang fokus pada kesehatan laut.
Digelar oleh Economist Impact, acara ini bertujuan melakukan katalisasi ekonomi kelautan berkelanjutan dengan mengubah cara bisnis yang berlangsung di lautan, serta mendorong kolaborasi lintas negara terkait cara mengambil tindakan dalam memulihkan kesehatan laut.
(akn/ega)
Trenggono Paparkan Kebijakan Penangkapan Terukur di World Ocean Summit
