Teror Ulat Bulu Serang Rumah Warga di Kudus, Ternyata Ini Sumbernya

Kudus – Ribuan ulat bulu menyerang rumah warga di Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah. Dinas Pertanian menyebut serbuan ulat bulu bersumber dari pohon Waru Landak yang daunnya dimakan ulat.
“Serbuan ulat bulu, ini karena pepohonan itu, karena ulat makan daun. Lalu daunnya habis cari tempat bersembunyi untuk berkepompong. Lalu jadi kupu-kupu,” kata Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Sucipto, saat dihubungi detikcom lewat pesan singkat, Sabtu (27/3/2021).
Dia mengatakan lokasi pohon Waru Landak tidak jauh dari permukiman warga RT 3 RW 4 Desa Ploso. Pihaknya sebelumnya telah melakukan penyemprotan di lokasi permukiman dengan menggunakan insektisida, Jumat (27/3) sore kemarin. Sebab jumlah ulat bulu mencapai ribuan.
“Kemarin sore sudah langsung disemprot pakai insektisida. Jalan satu-satu kalau ulat jumlahnya di atas ambang untuk dikendalikan pakai insektisida,” jelasnya.
“Dilihat hari ini, kalau tidak ada ulat bulu hidup berarti tidak perlu ada penyemprotan lagi,” lanjut Cipto.
Diberitakan sebelumnya, ulat bulu menyerang di permukiman warga Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah. Serangan ulat bulu tersebut pun meresahkan warga.
“Sudah satu minggu yang lalu, penyebabnya ada pohon di pekarangan rumah kosong yang tidak pernah tidak dibersihkan. Pemilik (pohon) tidak tahu, sudah lama tidak pernah dihuni,” kata Warga Nur Kholis saat ditemui di lokasi, Jumat (26/3).
Nur mengatakan akibat dari serangan ulat bulu itu masuk ke rumah warga. Mulai dapur, kamar, hingga warung warga juga tidak luput dari serangan ulat bulu.
“Ulat bulu ini menyerang ke warga, terutama anak-anak, terus ke warung merambah ke pasar,” ujar dia.
“Kerugian gatal, tanaman sekitar pada rusak. Setiap tahun merasa keadaan ini. Karena tanaman tidak pernah dibersihkan. Sampai menjalar membahayakan,” sambung Nur.
Dia mengatakan serangan ulat bulu bukan pertama kalinya. Menurutnya setiap tahun rumah warga menjadi langganan serangan ulat bulu. Kini kata dia ada 10 rumah warga yang terkena serangan ulat bulu. Warga pun sudah berusaha menyemprot dengan pestisida, namun ulat bulu tidak kunjung hilang.
“Kira-kira ada 10 rumah sementara. Kalau tidak segera teratasi bisa merambat rumah warga yang lain. Warga sementara baru lapor ke Pak RT, ke desa, dan ke dinas. Baru dilihat lokasi begitu,” ujar Nur.
(rih/rih)