Teledor Menghadang Mutan

Kepala Lembaga Penyakit Tropis Unair Maria Inge Lusida membenarkan hal tersebut. Selama ini memang tidak ada kewajiban dari pemerintah kepada Unair untuk melakukan kegiatan whole genome sequencing. Meski semula Unair melakukan kerja penelitian tersebut hanya untuk kepentingan diagnostik, tetapi sebenarnya juga ingin berkontribusi untuk kepentingan surveillance.

“Kita sebagai lembaga penelitian tentu tertarik juga untuk mengembangkan ini menjadi analisis surveillance, analisis genomnya,” kata Inge. “Itu memang tidak mudah karena alatnya mahal, reagennya mahal, dan butuh keahlian.” Karena kendala ini, Unair harus memutar otak mencari pihak yang hendak mendukung kegiatan itu. Pihak-pihak itu dari lembaga negara maupun lembaga internasional.

Yang ada sejauh ini, para peneliti genom membuat grup untuk saling melaporkan temuan. Di dalam grup itu, ada pula pihak dari pemerintah. Namun tidak ada regulasi serta biaya yang diberikan pemerintah kepada para peneliti untuk melakukan whole genome sequencing secara periodik. “So far masih itu. Kita belum di-support mengenai finansialnya. Kita carikan berbagai sumber dana untuk bisa men-support aktivitas ini,” kata dia.

Inge mengatakan sebenarnya 495 urutan genom yang dilaporkan 13 laboratorium di Indonesia kepada GISAID adalah jumlah yang sedikit. Sebab, Indonesia memiliki banyak penduduk. “Apa yang dilaporkan Indonesia ke GISAID itu masih termasuk sedikit dibandingkan dengan negara-negara maju lain,” kata dia.

Pintu Luar Negeri Tak Rapat

Pandu dan Windhu juga mempermasalahkan longgarnya pengawasan terhadap pintu kedatangan dari luar negeri ke Indonesia. Pasalnya, dua kasus mutan virus B117 berasal dari pekerja migran yang datang dari luar negeri. Dulu, kata Pandu, warga negara asing maupun warga negara Indonesia yang datang dari luar negeri akan mendapat pengawasan ketat. “Sekarang saya heran, seolah-olah ada perubahan: kalau sudah membawa hasil PCR negatif dari luar, itu bisa langsung keluar dari bandara. Ini kan menunjukkan kita tidak hati-hati,” kata dia.

“Harusnya kan semuanya dikarantina terlebih dulu selama lima hari dan diperiksa PCR ulang. Kalau itu dilakukan, saya kira bisa menampik virus-virus yang beredar di luar,” lanjutnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Teledor Menghadang Mutan