Jakarta –

Sosok cawapres yang bakal mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 masih menjadi teka-teki. Terkini, Anies mengaku sudah mengantongi nama cawapres yang menurutnya akan memiliki efek kejut.

Beberapa waktu lalu, Anies merespons pertanyaan soal figur yang akan menjadi cawapresnya. Anies menyebut cawapres yang akan diumumkan punya efek kejut.

“Terkait dengan penominasian masih berjalan, bisa laki-laki bisa perempuan. Jadi itu semua masih dalam proses dan kita insyaAllah ingin agar yang nanti diumumkan itu memiliki efek kejut bagi semuanya,” kata Anies menjawab pertanyaan wartawan di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Mantan Gubernur DKI itu mengatakan pihaknya masih akan bekerja keras menuju Pemilu 2024. Dia mengaku sudah terbiasa berada di posisi nomor tiga pada berbagi survei yang ada.

“Dulu juga begitu dan surveinya sering sekali, sekarang ini jadi saya sampai kadang-kadang mikir ini survei memotret opini atau survei membentuk opini? Karena kok setiap minggu ada tapi ya nggak apa-apa, itu hak surveyor,” ujar Anies.

“Jadi saya melihat ini sebagai pemicu untuk kita bekerja lebih keras, menjangkau semua dan mengajak untuk berkompetisi dalam rekam jejak, rekam gagasan dan rekam karya,” pungkasnya.

Ditanya terkait kemungkinan akan meminang AHY atau Sandiaga Uno sebagai cawapres, Anies tak menjawab. Dia meminta untuk menunggu waktu mainnya.

“Adapun soal nama, tunggu tanggal mainnya,” tutup Anies.

Pakar: Bisa Jadi Menteri Jokowi

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno merespons soal cawapres Anies yang disebut memiliki efek kejut. Adi menilai ada dua maksud dari efek kejut yang disampaikan Anies itu.

Adi mengatakan efek kejut yang dimaksud Anies bisa saja karena sosok cawapresnya berasal dari tokoh yang tidak diduga, misalnya seorang menteri di pemerintahan Jokowi. Sebab, menurutnya, selama ini para menteri Jokowi tidak terlihat ingin mendampingi Anies sebagai cawapres.

“Pertama itu, misalnya cawapres yang minat dan dipilih oleh Anies itu adalah figur-figur yang ada di barisan Jokowi. Misalnya, Sandiaga Uno, Erick Thohir, Mahfud Md, Khofifah, Airlangga Hartarto, dan Muhaimin Iskandar,” kata Adi saat dihubungi, Minggu (21/5/2023).

“Kalau nama-nama itu yang kemudian minat dan dipilih menjadi pendamping Anies tentu itu akan memberikan efek kejut. Karena figur-figur cawapres di lingkungan Jokowi ini terkesan tidak terlampau minat untuk bisa mendampingi Anies Baswedan,” imbuhnya.

Sementara efek kejut yang kedua, lanjut Adi, Anies sedang berstrategi mempertahankan namanya terus masuk dalam pembicaraan publik mengenai Pilpres 2024. Adi menilai Anies mulai kehilangan ‘panggung politik’-nya setelah nama Ganjar Pranowo muncul sebagai capres usungan PDIP.

“Efek kejut kedua yang disebut Anies mungkin saja hanya sebatas strategi komunikasi politik ke publik supaya Anies ini terus menjadi spotlight pembicaraan dalam diskursus Pilpres 2024. Karena setelah Ganjar Pranowo dicapreskan PDIP, memang bandul pembicaraan tentang pilpres itu seakan terpusat pada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto,” katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikut.