
Tebet ‘Chaos’ Park

Setelah Tebet Eco Park direnovasi, ia hanya sempat sekali menengok ke dalam. “Saya heran, taman sudah diperbaiki, kok, kali di tengah taman itu airnya masih bau. Dari zaman saya olahraga di sana emang udah nggak enak baunya. Harusnya kalau sudah diperbaiki nggak bau lagi,” ujarnya.
Arus lalu lintas yang ramai di sekitar taman juga menjadi keluhan Gilang. Ia pernah hampir celaka saat sedang berjalan di pinggir jalan raya. Gilang tidak bisa berjalan kaki di trotoar karena area trotoar sudah dialih fungsikan oleh petugas parkir liar menjadi parkiran motor. “Kalau meleng dikit hampir aja saya keserempet motor,” katanya.
Akibat kekacauan yang membuat pengunjung tidak nyaman sekaligus juga membuat warga sekitar Tebet kesal, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota memutuskan menutup Tebet Eco Park kurang lebih selama dua pekan, hingga akhir Juni 2022. Di akun media sosial resmi milik Distamhut DKI Jakarta mengunggah foto pengumuman penutupan sementara Tebet Eco Park untuk perbaikan fasilitas. “Penutupan sementara Tebet Eco Park, dalam rangka pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas sampai dengan akhir Juni 2022,” dikutip dari @tamanhutandki.
Gubernur Anies Baswedan mengatakan, antusiasme pengunjung Tebet Eco Park demikian tinggi hingga wilayah sekitar taman pun menjadi sangat padat. Pernah, dalam satu hari di akhir pekan, taman itu menerima 60 ribu pengunjung. Kesempatan untuk bisa menikmati taman pun berkurang lantaran kepadatan yang ekstrem. Tebet Eco Park lebih menyerupai festival dibandingkan taman. Karena itu, pihaknya menutup sementara taman tersebut untuk dilakukan perbaikan.
“Kami mengajak juga kepada seluruh warga untuk menikmati lebih dari 100 taman lain di Jakarta yang telah diperbarui dan dibuka, serta tidak kalah menyenangkan dibanding Tebet Eco Park. Ruang-ruang publik lain, seperti lapangan Monumen Nasional, juga akan dibuka seiring PPKM level 1 di Jakarta,” kata Anies dalam unggahannya di media sosial.
Tebet ‘Chaos’ Park
