Masya Allah, Manfaat Puasa Syawal Bisa Dijelaskan Secara Medis

Jakarta

Setelah sebulan berpuasa penuh, umat muslim merayakan momen lebaran dengan riang gembira bersama keluarga. Namun, setelah perayaan Idul Fitri, ternyata penting untuk tetap menjaga kebiasaan berpuasa terutama di bulan Syawal.

Menurut spesialis gizi klinis, dr Gaga Irawan Nugraha, SpGK, M.Gizi, “nyawalan” atau puasa sunah pada bulan Syawal memiliki manfaat untuk kesehatan. Bagi mereka yang khawatir akan dampak negatif mengonsumsi makanan lezat khas lebaran, puasa syawal sangat dianjurkan.

“Kalau bisa saya sarankan shaum sunnah, nyawalan (puasa 1 Syawal). Kenapa harus nyawalan? Untuk tadi agar tidak cepat naik kolesterol, tidak cepat naik berat badan gitu kan, gimana agar tidak kaget,” ungkap dr Gaga kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan di balik anjuran ini adalah untuk mencegah lonjakan kolesterol dan berat badan yang cepat naik setelah periode konsumsi makanan berat saat lebaran. Terlebih, keinginan untuk ‘balas dendam’ terkadang membuat seseorang kehilangan kendali dan tidak membatasi jenis makanan yang dikonsumsi oleh tubuh.

“Justru dengan nyawalan ini kita akan menahan peningkatan berat badan dan kolesterol,” terang dr Gaga.


ADVERTISEMENT

Puasa Syawal dapat dilaksanakan selama enam hari berturut-turut setelah hari raya Idul Fitri, dimulai dari 2 hingga 7 Syawal. Pada lebaran kali ini, berarti bisa dimulai pada Kamis tanggal 11 April 2024. Namun dapat juga dilakukan secara terpisah (tidak berturut-turut) sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Apabila tidak mampu menjalankan puasa Syawal, disarankan untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Seperti mengonsumsi nasi dan lauk pauk, serta tambahan dua kali porsi buah-buahan. Makanan khas lebaran seperti nastar, putri salju, dan kastengel sebaiknya dihindari setelah dua hari sejak lebaran.

NEXT: Adakah makanan penangkal kolesterol?

Terima kasih telah membaca artikel

Masya Allah, Manfaat Puasa Syawal Bisa Dijelaskan Secara Medis