Si Kecil dan Angpao Lebarannya

Jakarta –
Momen Lebaran bisa jadi kesempatan bagi orang tua untuk mengajari anak mengenai pengelolaan uang. Hal ini bisa dilakukan kala anak mendapat THR mini atau angpao Lebaran dari sanak keluarga.
Namun, sebelum mulai belajar menabung, anak perlu memahami konsep uang terlebih dahulu. Menurut Dr Seto Mulyadi, SPsi, MSi, atau dikenal dengan Kak Seto, untuk mengenalkan uang pada anak, mereka mesti bisa berhitung serta kenal dengan konsep hak dan kewajiban terlebih dahulu.
“Kita harus perkenalkan kemampuan berhitung, bahwa ada jumlah yang perlu diketahui. Kedua, kaitkan dengan hak dan kewajiban. Hak itu mendapatkan, kewajiban itu memberikan. Untuk mendapatkan sesuatu, dia juga harus mempunyai kewajiban terlebih dahulu,” jelas Kak Seto di program e-Life, Jumat (14/5/2021).
Ketika anak sudah memahami konsep uang, mereka mulai bisa diajari menabung. Hal ini penting untuk mempersiapkan masa depan anak serta untuk mengasah kecerdasan emosional mereka. Adapun pengajaran ini bisa dimulai saat anak berusia 3 tahun.
“Pemahaman nabung juga sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang menyimpan uang yang tidak dipakai. Harapannya, saat anak mulai remaja, mereka bisa menahan diri untuk tidak sewenang-wenang menggunakan uang sebagai haknya atau miliknya untuk membeli keinginannya saja,” terang Kak Seto.
Saat anak menerima angpao Lebaran, alangkah baiknya jika orang tua melakukan diskusi terbuka dengan anak mengenai bagaimana sebaiknya uang tersebut dikelola. Kak Seto menyebut diskusi ini sebagai ‘MPR’ atau ‘Majelis Permusyawaratan Rumah’.
“Perlu ada semacam rapat keluarga, diskusi dari hati ke hati menyambut nanti pada saat Lebaran ada uang dari ini, ini, dan ini. Hati-hati nanti (uang) itu harus tetap dipegang dengan ketat dan tidak boleh sembarangan (dihabiskan),” katanya.
Terkait apakah sebaiknya angpao Lebaran dikelola orang tua sepenuhnya atau diserahkan saja pada anak, Kak Seto menyarankan untuk tetap melibatkan anak. “Sebetulnya pada anak ini melekat konsep yang disebut sebagai consent atau persetujuan. Jadi dimasukkan saja ke dalam tabungan anak, tapi anak juga bisa memantau jumlahnya,” jelasnya.
Kak Seto menuturkan anak akan terlatih memperhitungkan masa depannya dengan belajar mengenal uang yang dimiliki. Sehingga, tetap memberi kuasa pada anak terhadap uangnya sendiri itu penting. Diharapkan, ke depannya, anak akan mengerti bagaimana melipatgandakan jumlah uang, sehingga dengan jumlah yang semakin banyak, mereka juga akan mengalami kemudahan untuk hidupnya setelah dewasa.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk memisah tabungan pribadi dengan tabungan anak. Orang tua juga harus memiliki kemampuan pengelolaan finansial yang baik. Selain bisa menjadi contoh untuk sang anak, hal ini juga perlu agar tabungan anak tidak akan dipakai untuk kebutuhan orang tua.
(gah/gah)