Semangat Menuju Sahid, Tauladan dari Pasukan Khalid bin Walid

Jakarta –
Dikisahkan pada saat penaklukan wilayah kekaisaran Byzantium (Syam). Pada saat itu panglima pasukan muslim adalah Khalid bin Wallid dengan pasukan berjumlah 40.000 orang dan pasukan Byzantium berjumlah 250.000 orang. Adapun lokasi pertempuran ada di Sungai Yarmuk terjadi pada 4 Rajab tahun 12 hijrah. Dalam perang ini dimenangkan umat Islam. Sisa pasukan Byzantium melarikan diri ke Damaskus, sedangkan Heraklius kabur ke Inthakiyah (Antiokiyah).
Ada sebuah dialog menarik antara Heraklius dengan pasukannya yang baru tiba dari kalah perang. Kepada pasukannya Heraklius bertanya, “Celakalah kalian! Ceritakan kepadaku tentang musuh kalian. Bukankah mereka juga manusia seperti kalian?”
“Ya,” jawab para pasukan.
“Apakah jumlah mereka lebih banyak dari jumlah kalian?” Heraklius melanjutkan pertanyaannya.
“Tidak, justru jumlah kami berlipat-lipat lebih banyak dari jumlah mereka,” jawab mereka.
“Lalu mengapa kalian kalah?” Heraklius bertanya dengan penuh rasa penasaran.
Seorang lelaki yang paling dituakan dari mereka memberikan jawaban. “Kita kalah karena mereka sholat pada malam hari dan berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran dan mereka saling jujur di antara sesama. Sementara itu kita gemar meminum minuman keras, berzina, mengerjakan semua perbuatan haram, berkhianat, tidak sabaran, zalim, menyuruh kemungkaran, melarang apa yang diridhai Tuhan, berbuat kerusakan di muka bumi,” kata lelaki tersebut kepada Heraklius.
Mendengar jawaban tersebut, Kaisar Byzantium Heraklius berkata, “engkau benar!”
Kaisar Heraklius dan pasukannya yang melarikan diri menyadari sepenuhnya penyebab kekalahan mereka. Yakni, mereka tidak memiliki tekad seperti yang dimiliki pasukan Muslim.
Sementara dalam Perang Yarmuk ini, pasukan muslim pimpinan Khalid bin Walid memang memiliki motivasi untuk ‘mati syahid’. Sedangkan pasukan Byzantium, mereka takut mati sehingga lebih senang dengan melarikan diri ketika pasukannya sudah terdesak. Sebelum memerintahkan pasukannya menuju medan perang, Khalid memerintahkan semua pasukannya membaca surat al-Anfal.
Pasukan pimpinan Khalid ini masuk kategori orang-orang yang taat, karena Allah memberi taufiq dan membuat mereka ridha dengan putusan Allah. Artinya Allah telah melimpahkan karunia yang paling besar berupa ubudiyah batin dan lahir pada setiap pasukan. Kondisi pasukan seperti ini akan selalu dilindungi Allah.
Semangat menuju Ubudiyah lahir dan batin menjadikan landasan dalam mengisi kehidupan dan memberikan kontribusi dalam pembangunan negeri ini. Semoga kontribusi yang nyata untuk negeri ini agar mampu mencukupi kebutuhan dasar dirinya dalam hal pemenuhan pangan, sayuran dan buah-buahan sebagai sumber nutrisi.
Aunur Rofiq
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )
Sekjen DPP PPP 2014-2016.
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. –Terimakasih (Redaksi)–
(erd/erd)